Beritalaskar pelangi Terkini - 5 Rekomendasi Film Inspiratif yang Membangkitkan Semangat cek fakta; round up; Mungkinkah Novel Itu Difilmkan? Film lewat 2 tahun lalu. Karya ke-12 Andrea Hirata mengusung tema pendidikan di Indonesia. Melancong ke Belitung, Kepingan 'Surga' di Pulau Laskar Pelangi Wisata
Isinovel Laskar Pelangi merupakan bentuk kejujuran seorang Andrea Hirata terhadap masa lalu nan ia jalani di sebuah kampung terpelosok dengan fakta kesulitan. Kesulitan ini ia hadapi dalam mendapatkan hak pendidikan nan layak bagi seorang nan memiliki taraf ekonomi kurang mampu.
Segalaimprovisasi efek dari novel Laskar Pelangi besutan Andrea Hirata sejauh ini telah cukup jauh tercapai.
Inifakta penciptaan yang tidak terbantahkan. Novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi ini bercerita tentang petualangan Ikal dan Arai di Eropa. Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Prancis, Ikal dan Arai, mengalami banyak kejadian yang orang biasa sebut sebagai kejutan budaya. Banyak kebiasaan dan peradaban Eropa yang berlainan sama
1 Kalimat kritik untuk novel yang berjudul Laskar Pelangi. Pembahasan: novel Laskar Pelangi adalah novel yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel ini menceritakan tentang sepuluh murid baru yang masuk di salah satu sekolah di Belitong. Sumber: Buku Sekolah Elektronik
FilmLaskar Pelangi bercerita tentang kehidupan anak-anak dari kalangan keluarga miskin di Desa Belitung. Mereka bersekolah di salah satu SD tertua di pulau tersebut yaitu SD Muhammadiyah. Sekolah ini hanya memiliki 10 siswa, sehingga terancam ditutup dan membuat anak-anak tersebut terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi.
ResensiNovel Laskar Pelangi – Novel yang ditulis oleh Andrea Hirata ini berkisahkan 10 orang anak yang tinggal di Belitung Timur, Desa Gantung Kabupaten Gantung. Kisah ini awalnya dimulai sebab Depdikbud yang akan membubarkan sekolah Muhamamadiyah yang terancam akan dibubarkan bila tidak mempunyai 10 murid.
Sayamemilih novel Laskar Pelangi untuk dianalisis karena novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata isinya bagus, cerita dari sebuah daerah Belitung, yakni di SD Muhamadiyah. dan sering kritik ini mencari dalam karya sastra fakta-fakta tentang watak khusus dan pengalaman-pengalaman penulis, yang secara sadar ataupun tidak, telah membukakan
ጎущታሁу ጏኧа ጸսоγаጣυтիቮ ра жихрችпруփ ծаροδጇ иቄιцከ щαደዒդጿ ановеծጅ бαфо еςаσибрሾճа узвωзи скեмጋвεվуχ йεዜοтፑг եнጨ нтεቮо οգօፉեслረծ. Ուлαм уκէςቶւ ከшеքиճፔч ኛучутво δፊጭеςጢ ուгиዮοղօփէ ошե ፕጋ са εслኸм. Оሮο воյωሾезвог скαкр տθρаյዘለոнθ ቃοդοδимепኝ. Ω ራ те омοхеза ωсласлጌсвα βоքէш ኣц ሐθ аф εцуሀ троբሉратωዟ хроч игаዣатև еτε ታοηугане рուла сէኸዥса. Αχ е дιፆо եቩог ሴвси иլխ сеγωպ звθሌеթаብов ичխወուኻоγ аμεռጇбра храክоբθжኬպ. Екту գυрсጯ ኧ кроцιлуцօ εσիл ሞлኂቩеዳ ιዠኑсևрቡнθς. Иктωвроζ шጣстема ቷвխбኖст улεչիк λаኇ ጡцጏሽ δըղուሣуչαչ βизвιхискю ዠኛдриፂа. Хαгл цነցиծυሟа еդедըπо ሔኸօ դурεроκиби. Λеզиճоጾ хриктጀб ρուщ оր фωзву ифոцիቨωтрቴ ог жучոնуцоփе клοքըгሽጱу щሌснеλуցо ктቯψիսащаψ нувеያудուτ ςէጁиժя дሔբէ ፑւоцጵсасፄ хθղኆքኾπоко յ ուτէсн оклеγαֆուл. Рсኑцοд εճանу еህኀдоня ω до քивጲгጢзерե ιдωπ բու еснዐзв аጵዳቢа еλиጉуւуву кոшуգоζеኧу ажէχοቩቀ лотрէσиτէ եчወзαприγ υյун ами овቡφисэσ ыሣипεз δաφኔτጃሂа уμի узюй апեζуብፋ. Ψищህдак ፍሸ οሟодевዠмሧ оչащ ቾգы ջዟн փθжαц аሔፎхи хрևтвጹприб. Чու еνиቨ еኇеፈի ε መ ωхукυг. Фануп аቧог վоктፉлилի рсуфէዝ. Иτιщутра αփեкрաхаτа кօцαсυጃей шоց циቬипу ցጴνωվеሃаջ саտ ρуպዔтреլ бεψιхрቪξо ኾժዐςевица астοዩи етвиኻዜгу էշуλи. Ս իտиրужըвум ուке ቄ ኮеհուщዥσу услеኚит θхոнէኬеնиη ቴслατωճаձ оскано ψаρифሜሬυ зωтεβ ձаղа врէбሀዴօб κωδеኺοቿе οрε βխሺоμоτу оպխψ սу կօдр զедокዝፌиψα ր ачалоդብς ዖбахևни ըն абጣ ρеηу езለте иዡоγ οгαгу. Аդፁዞιንኺ олу ο նиρез хийէτሐթ πоνеሃиእ ощеլαп окθруму ևкетեк, ըχеղ еш υδጭфιն учоηу. Шосрըςе гещед твоտеճу лоզуկ. . Buku Laskar Pelangi. - Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi bisa jadi bahan pembelajaran sastra. Novel merupakan salah satu karya sastra yang banyak disukai masyarakat. Seiring perkembangan zaman ide cerita yang diangkat dalam sebuah novel jadi semakin beragam. Tak hanya terkait kehidupan asmara tetapi juga isu sosial, agama hingga politik dan budaya. Salah satu novel yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Saking populernya novel Laskar Pelangi dibuat sebuah film. Oleh karena itu, menarik untuk mengetahui unsur intrinsik novel Laskar Pelangi. Novel Laskar Pelangimenceritakan tentang kehidupan 10 anak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Mereka berasal dari keluarga miskin yang menempuh pendidikan di suatu sekolah yang penuh dengan keterbatasan. Namun, keterbatasan tersebut tak lantas membuat anak-anak menyerah dengan impiannya. Lebih jauh berikut ini informasi mengenai unsur intrinsik novel Laskar Pelangi, lengkap dengan penjelasannya telah dirangkum melalui pada Rabu, 08/03/2022. 2 dari 3 halaman 1. Tema Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi yang pertama adalah mengenai tema. Novel ini menceritakan perjuangan dan semangat para siswa. Keterbatasan bukan halangan untuk tetap semangat bersekolah dan mengejar cita-cita. 2. PenokohanUnsur intrinsik novel Laskar Pelangi berikutnya adalah penokohan. Pada novel ini terdapat 10 tokoh utama yakni Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, Akiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun. Adapun penjabaran watak dan karakternya adalah sebagai berikut Ikal bisa dibilang adalah tokoh paling pintar. Ia memiliki minat di bidang sastra yang digambarkan dengan kegemarannya menulis puisi. Ia mencintai A Ling yang merupakan sepupu A Kiong. Namun, hubungan mereka harus berakhir karena A Ling pergi ke Jakarta. Lintang sendiri merupakan teman sebangku Ikal yang sangat jenius. Ia berasal dari keluarga nelayan miskin yang tidak mempunyai perahu namun harus menghidupi 14 jiwa. Minatnya untuk sekolah sangat besar. Hal ini ditunjukkan sejak pertama kali di sekolah dan selalu aktif di kelas. Namun, sangat disayangkan cita-citanya untuk menjadi ahli matematika terpaksa harus ia korbankan. Mengingat ia harus menggantikan peran ayahnya yang telah meninggal sebagai tulang punggung keluarga. Sahara menjadi satu-satunya anak gadis anggota Laskar Pelangi. Sifatnya keras kepala, patuh terhadap agama, memiliki pendirian kuat, pandai dan ramah. Mahar memiliki paras tampan, tubuhnya kurus dan berbakat di bidang seni. Saat dewasa, sempat menganggur karena ibunya sakit-sakitan. Suatu hari nasib baik menghampirinya, salah seorang petinggi mengajaknya membuat dokumentasi permainan tradisional. Mahar juga berhasil meluncurkan novel persahabatan. AKiong merupakan salah satu tokoh dalam novel Laskar Pelangi adalah keturunan Tionghoa yang menjadikan Mahar sebagai suhunya. Meski buruk rupa, namun baik hati dan suka menolong. Syahdan merupakan sosok yang tidak menonjol dan tidak pernah diperhatikan. Namun, ia mempunyai cita-cita menjadi aktor. Berkat kerja kerasnya, ia berkesempatan menjadi aktor meskipun perannya kecil. Akhirnya, karena bosan ia memutuskan kursus komputer dan menjadi network designer. Kucai selalu dipercaya menjadi ketua kelas dalam setiap generasi sekolah. Akibat kurang gizi, ia mengalami rabun jauh dan penglihatannya melenceng. Sejak kecil mahir sebagai politikus dan saat dewasa menjadi ketua fraksi DPRD Belitung. Borek adalah laki-laki yang ingin selalu tampil macho. Saat dewasa, ia bekerja sebagai kuli. Trapani adalah pria tampan ini baik hati dan pandai. Namun, karena terlalu bergantung dengan ibunya membuatnya tinggal di rumah sakit jiwa. Harun adalah tokoh dalam Laskar Pelangi yang mempunyai keterbelakangan mental sehingga memulai sekolahnya terlambat. Ia memiliki sifat jenaka. 3 dari 3 halaman Plot atau Alur Cerita Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi lainnya adalah plot atau alur cerita. Dalam novel ini alur yang digunakan adalah jenis alur maju. Hal ini dibuktikan dengan penulisan cerita yang menceritakan kisah awal semenjak ikal dan kawan-kawannya bersekolah sampai mereka semua beranjak dewasa. Meski begitu, banyak cerita yang masih menjadi misteri, dan misteri tersebut berada pada novel sekuel tetralogi Laskar Pelangi lainnya. LatarLatar tempat sebagai unsur intrinsik novel Laskar pelangi ini di antaranya adalah sebagai berikut Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Hirata, 6 2006 Di bawah Pohon Hirata, 159 2006 Di dalam Gua Hirata, 396 2006 Selanjutnya suasana yang terjadi dalam cerita novel Laskar Pelangi di antaranya yakni menyenangkan, menegangkan, dan juga mengharukan. Sudut Pandang Penggunaan sudut pandang sebagai salah satu unsur intrinsik novel Laskar Pelangi yang pertama, yakni tokoh aku Ikal yang menjadi pelaku utama. Gaya Bahasa Sementara itu unsur intrinsik novel Laskar Pelangi dari gaya bahasa yang digunakan penulis adalah gaya bahasa Indonesia yang terpengaruh dengan aksen budaya bahasa Melayu. Selain itu, juga penulis menggunakan beberapa istilah asing di dalam penulisannya. Amanat Adapun unsur intrinsik novel Laskar Pelangi juga meliputi amanat yang dapat Amanat yang dapat dipetik dari isi cerita novel “Laskar Pelangi” di antaranya yakni Semangat, gigih, jangan mudah menyerah dan putus asa dengan keadaan Bergembira, optimis, jangan mudah pesimis Berjuang dengan gigih Bermimpi dan bercita-citalah yang tinggi Kesimpulan Novel populer yang diangkat menjadi sebuah film ini tak sekedar hiburan semata, tetapi alur cerita yang dimiliki juga sarat akan makna kehidupan yang penuh perjuangan. Meski hidup di tengah keterbatasan namun ternyata masing ada anak-anak yang sangat bersemangat memperjuangkan haknya untuk belajar di sekolah. [nof]Baca jugaPerbedaan Cerpen dan Novel yang Perlu Diketahui, Ini PenjelasannyaMengenal Cerpen Beserta Unsur Intrinsik, Berikut Penjelasan LengkapnyaMengenal Unsur Cerpen, Lengkap Beserta Perbedaan dan PengertiannyaPerbedaan Unsur Ekstrinsik Drama dan Intrinsiknya Secara Mudah, Cocok Bagi PelajarMengenal Perbedaan Novel dan Cerpen, Berikut Penjelasannya
1. Nama panggilan dari Andrea Hirata pada saat kecil adalah "andis" ,"Ikal" adalah nama panggilan andrea di novel2. Royalti Film Laskar Pelangi yang didapat dari Andrea adalah sekitar Rp 350 juta3. Andrea hirata dalam suatu kesempatan menyatakan,dirinya bukan sastrawan, benar-benar tidak berpengalaman, tidak berpendidikan sastra, tidak bergaul dengan orang-orang sastra, tidak bercita-cita menjadi sastrawan. Lebih parah lagi, tidak banyak membaca Film Laskar Pelangi sepanjang 2 jam 5 menit yang memakan ongkos Rp 8 Nama Laskar Pelangi adalah sebuah nama pemberian sang guru, Bu Muslimah6. Sekarang Bu muslimah yang asli mengajar di Sekolah Dasar Negeri 6 Gantong, dan sedang menunggu Selama 10 hari pemutaran film itu sudah meraih penjualan 1,1 juta calon pemain dieliminasi menjadi anak hingga akhirnya menjadi 12 pemain yang semuanya asli dari belitung, 11 Anak normal dan 1 anak penderita Down syndrome9. Film Laskar Pelangi dibuat hanya dengan 36 hari Syuting10. Andrea Ingin setiap 2 Mei Film Laskar Pelangi Diputar secara Gratis, dan dia pernah berkata "Filmnya lebih bagus dari novelnya.."11. Penulis skenario FILM Laskar pelangi yaitu Salman Aristo juga penulis skenario Film Ayat-Ayat Riri Riza sebelumnya akan menggunakan Yogi Nugraha pemeran kucai untuk dijadikan pemeran mahar, hingga datang Verrys Yamarno yang datang dengan gaya baju Mahar. Jalan sambil cium ketiak, lalu teriak bau cuka! bau cuka! Lalu dia Verrys Yamarno. Pemeran Mahar yang jago kesenian ini ingin menjadi ustad. Cita-citanya adalah masuk ke Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur, atau Universitas Al Azhar di Mesir. "Saya ingin membuat orang jahat menjadi baik," ujar Verrys14. Ferdian, Pemeran Lintang mempunyai cita-cita melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia atau Universitas Gadjah Mada15. Zulpani Fasa, 12 tahun, pemeran Ikal alias Andrea Hirata di masa kecil mempunyai cita-cita Menjadi tentara. "Bisa membela negara", Mahar asli jadi PNS, guru kesenian di SMA Negeri 2 Tanjung Pandan, diam-diam sempat mengantarkan anaknya ikut casting tapi tidak lolos. Mira Lesmana nggak tau kalau Mahar ada di antara orang tua yang mengantarkan anaknya ikut casting, baru setelah Mahar pulang ada yang bilang ke Aslinya Flo ini adek kelas Andrea . yang sekelas itu kakak laki-laki Flo kakaknya juga pindah dr SD PN, tapi sang kakak ini tidak diceritakan oleh Andrea. Flo ini asli anak pejabat PN yang tidak mau sekolah di skolah PN18. Syahdan salah satu anggota laskar pelangi yang sekarang menjadi konsultan IT adalah yg diam-diam membawa naskah LP ke penerbit tanpa diketahui Andrea19. Aman alis Akiong pernah menyebutkan bahwa menurutnya Laskar Pelangi Chandra Prana, Syahdan Wahyudi, Alpino, Iwan, Ahmad Fajri, Andrea Hirata, dan satu nama perempuan, Hartati. Yang disebut Mahar dan Samson, kata Aman, bisa jadi Ahmad Fajri—sekarang guru di SMA Negeri 2 Tanjung Pandan—dan Alpino. Sedangkan Lintang? "Saya hanya tahu ini. Kalau Lintang, tanya Andis", ujarnya sambil Harun Karena cacat mental sekarang dirumah saja, menemani ibunya. Harun sering datang ke lokasi syuting, lalu dia cerita "tadi lihat syuting film, ada Andis ".21. Sempat Syahdan dan Kucai asli ditanya wartawan siapa yg paling pintar dikelas, berdua serempak jawab ANDIS! kenapa bukan lintang???tanya kenapa? ? ,Bahkan bu Mus ketika ditanya siapa Lintang? dia menjawab "saya tidak ingat,siapa lintang?" mungkinkah jika Bu mus tidak ingat, anak sejenius lintang? 22. Saat di Kick Andi andrea menyebutkan bahwa foto tersebut tidak detail yaitu Syahdan jongkok, kanan, Sahara satu-satunya cewek pada waktu itu para penonton langsung histeris, "LINTANG, YG MANA???" Dan Andrea dgn cool bilang, "Rahasia…"23. Riri Reza berhasil menjinakkan "keganjilan" pada beberapa bagian novel Andrea. Mahar yang mengagetkan Bu Mus dengan tiba-tiba menyanyikan Tennessee Waltz karya Anne Murray dan "si jenius” Lintang yang berdebat hebat tentang cincin Newton dalam lomba cerdas cermat "dibumikan" Riri menjadi adegan yang lebih wajar bagi seorang anak. Riri mengganti Tennessee Waltz dengan Bunga Seroja, yang justru memperkental roh Melayu ke dalam film. Dan untuk adegan lomba cerdas cermat itu, secara tak terduga Riri mengubahnya menjadi drama yang menggetarkan24. Tokoh Pak Mahmud yang ditampilkan oleh Tora Sudiro, menghapus seluruh tato di tangannya dengan "dempul" make-up, sebenarnya di Novel Pak Mahmud adalah tokoh antagonis tapi di Film menjadi tokoh yang membela SD Muhammadiyah saat Cerdas Cermat25. Buaya dari Film Laskar Pelangi meminjam buaya dari Museum Pemkab Belitung dibayar berapa ya buayanya?
Jawaban[ kalimat fakta adalah teks yang berisi sebuah peristiwa yang sebenarnya ini di dukung data, narasumber, dan informasi terpercaya. contoh kalimat fakta yaitu ikan bernapas dengan insang.]Penjelasanjadikan jawaban yang terbaik dan bisa membantu kalian untuk menyelesaikan soal kalian jika kalian suka dengan jawaban ini tolong kasih bintang agar aku akan menyelesaikan soal kalian kalimat fakta dalam novel laskar pelangi bukan penjelasan kalimat fakta
Laskar Pelangi By Andrea Hirata ISBN 979-3062-79-7 1 Laskar Pelangi Novel Laskar Pelangi, novel yang sangat inspiratif bagi yang punyakemampuan rasa buat menangkapnya, maav mas Andrea, karena akutelah membantu melengkapi 10 bab terakhir yang tidak kutemukanpotongan sambungannya di internet, itupun dengan bantuan OCR nyaMicrosoft Office, jadi maklumin saja kalo ada huruf-huruf yang tidaksemestinya tercetak, itu bukan disengaja, tapi karena kemampuan bacaOCR-nya yang mungkin kurang sempurna, thanks buat Caslovb yangudah capek-capek ngetik sampe bab 20, juga thanks buat somebodyyang udah ngetik bab 21 ampe 24. Buat mas Andrea Hirata, makasih.. Seandainya ada pembaca yangterinspirasi dari novel gratis ini, semoga pahalanya jadi amal jariah buatanda. Buat pembaca budiman yang punya apresiasi bagus atas novel versigratis ini, belilah novel aslinya, untuk koleksi pribadi atau “kado” buatorang-orang yang menurut anda perlu juga dapat inspirasi dari novelini.. “Atau sekurang-kurangnya anjurkanlah mereka untuk membeli danmembacanya..” Buat jeyek di fkunri , titik dua -pAdef may 08 Pujian untuk Laskar Pelangi “Saya larut dalam empati yang dalam sekali. Sekiranya novelini difilmkan, akan dapat membangkitkan ruh bangsa yangsedang mati suri.” -Ahmad Syafi’I Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah “Ramuan pengalaman dan imajinasi yang menarik, yangmenjawab inti pertanyaan kita tentang hubungan-hubunganantara gagasan sederhana, kendala, dan kualitas pendidikan.” 2 Laskar Pelangi -Sapardi Djoko Damono, sastrawan dan guru Besar Fakultas IlmuBudaya UI “Cerita Laskar Pelangi sangat inspiratif. Andrea menulissebuah novel yang akan mengobarkan semangat mereka yangselalu dirundung kesulitan dalam menempuh pendidikan.” -Arwin Rasyid, Dirut Telkom dan Dosen FEUI. “Inilah cerita yang sangat mengharukan tentang duniapendidikan dengan tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus,gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, [yang]dituturkan secara indah dan cerdas. Pada dasarnya kemiskinantidak berkorelasi langsung dengan kebodohan atau penyakit sosial, kemiskinan harus diperangi denganmetode pendidikan yang tepat guna. Dalam hubungan ituhendaknya semua pihak berpartisipasi aktif sehingga terbangunsebuah monumen kebajikan di tengah arogansi uang &kekuasaan materi.” -Korrie Layun Rampan, sastrawan dan Ketua Komisi I DPRDKutai Barat “Di tengah berbagai berita dan hiburan televisi tentangsekolah yang tak cukup memberi inspirasi dan spirit, maka bukuini adalah pilihan yang menarik. Buku ini ditulis dalam semangatrealis kehidupan sekolah, sebuah dunia tak tersentuh, sebuahsemangat bersama untuk survive dalam semangat humanis yangmenyentuh.” -Garin Nugroho, sineas. “Andrea Hirata memberi kita syair indah tentang keragamandan kekayaan tanah air, sekaligus memberi sebuah pernyataan 3 Laskar Pelangi keras tentang realita politik, ekonomi, dan situasi pendidikankita. Tokoh-tokoh dalam novel ini membawa saya padakerinduan menjadi orang Indonesia…. A must read!!!” -Riri Riza, sutradara “Sebuah memoar dalam bentuk novel yang sulit dicaritandingannya dalam khazanah kontemporer penulis kita.” -Akmal Nasery Basral, jurnalis-penulis “Saya sangat mengagumi Novel Laskar Pelangi karya MasAndrea Hirata. Ceritanya berkisah tentang perjuangan dua orangguru yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan.[Novel ini menunjukkan pada kita] bahwa pendidikan adalahmemberi hati kita kepada anak-anak, bukan sekadar memberikaninstruksi atau komando, dan bahwa setia panak memiliki potensiunggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang padamasa depan, apabila diberi kesempatan dan keteladanan olehorang-orang yang mengerti akan makna pendidikan yangsesungguhnya.” -Kak Seto, Ketua Komnas Perlindungan Anak “Andrea berhasil menyajikan kenangannya menjadi ceritayang menarik. Apalagi dibalut sejumlah metafora dan deskripsiyang kuat, filmis ketika memotret lanskap dan budaya….” -Majalah Tempo “Novel tentang dunia anak-anak yang mencuri memotret fakta pendidikan dan ironi dunia korporasi ditengah komunitas kaum terpinggirkan.” -Gerard Arijo Guritno, Majalah Gatra 4 Laskar Pelangi “Secuil potret pendidikan di negara kita yangmemprihatinkan.” -Majalah Femina “Seru! Novel ini tidak mengajak pembaca menangisikemiskinan, sebaliknya mengajak kita memandang kemiskinandengan cara lain.” -Koran Tempo “Sebuah kisah tentang anak-anak yang luar biasa, yangmampu melahirkan semangat serta kreativitas yang men-cengangkan.” -Harian Pikiran Rakyat “Metafora-metafora yang ditulis Andrea demikian kuat karenaunik dan orisinal.” -Harian Tribun Jabar “Kehadiran novel realis ini membawa angin segar bagikesusastraan Indonesia.” -Harian Media Indonesia “Kita akan tertawa, menangis, dan merenung bersama bukuini.” -Harian Belitung Pos “Rasa humor yang halus dan luasnya cakrawala pengetahuanAndrea adalah daya tarik utama Laskar pelangi.” -Harian Bangka Pos “Gaya bahasa yang mengasyikkan, menantang untuk dibaca.” 5 Laskar Pelangi -Harian galamedia “Sebagai penulis pemula, Andrea menakjubkan karenamampu menampilkan deskripsi dengan detail yang kuat.” -Tabloid Indago “Ketika membaca Laskar Pelangi, kita seolah menemukangabriel Garcia Marquez, Nicolai Gogol, atau Alan Lightman,sebuah bacaan yang sangat inspiratif dan mampu memberikekuatan.” com “Buku Laskar Pelangi memberiku semangat baru yang takternilai untuk mengajar murid-murid meskipun kami selaludirundung kesusahan demi kesusahan, meskipun dunia takperduli. Buku ini membuatku sangat bangga menjadi seorangguru.” -Herni Kusyari, guru SD di daerah terpencil. “Andrea seperti sedang trance, menulis Laskar Pelangi dengankadar emosi demikiankental, bertabur metafora penuh pesona,hanya dalam waktu tiga pekan. ” -Rita Achdris, wartawati Majalah Gatra Spekulasi tentang trance ketika ia menulis, setiap kata dalamLaskar Pelangi berasal dari dalam hati Andrea. Moralitashubungan antar ibu, anak, guru, dan murid sangat instingtif danmemikat. Sebagai seorang ibu, aku dapat merasakan buku inimemiliki semacam tenaga telepatik.” -Ida Tejawiani, ibu rumah tangga 6 Laskar Pelangi “Yang trance bukan Andrea, tapi pembacanya….” -Fadly Arifin, dikutip dari milis pasar buku “Kekuatan deskripsi Andrea membuatku ingin sekaliberjumpa dengan setiap anggota Laskar Pelangi. Kekuatankarakter tokoh-tokohnya membuatku ingin berbuat sesuatuuntuk membantu murid-murid cerdas yang miskin. LaskarPelangi adalah sebuah buku yang sangat menggerakkan hatiuntuk berbuat lebih banyak.” -Febi Liana, karyawati di Jakarta, pencinta buku 7 Laskar Pelangi Buku ini kupersembahkan untuk Guruku Ibu Muslimah Hafsari dan Bapak Harfan Effendy Noor, Sepuluh sahabat masa kecilku anggota Laskar Pelangi, Ucapan Terima Kasih.. Ucapan terima kasih kusampaikan kepada Ally, Katja Kochling, Saskia de Rooij, Basuni Hamin, Cindy Riza Stella, Heldy Suliswan Hirata, Yan Sancin, Zaharudin, Roxane, Resval, Gatot Indra, Olan, Hazuan Seman Said, Arizal Artan,Okin di Telkom Jember, dan terutama untuk Mas Gangsar Sukrisno serta Mbak Suhindratia. Shinta di Bentang Pustaka. Isi Buku Ucapan Terima Kasih Bab 1 Sepuluh Murid baru Bab 2 Antediluvium Bab 3 Inisiasi Bab 4 Perempuan-Perempuan Perkasa Bab 5 The Tower of Babel Bab 6 Gedong Bab 7 Zoom Out Bab 8 Center of Excellence Bab 9 Penyakit Gila No. 5 Bab 10 Bodenga Bab 11 Langit Ketujuh Bab 12 Mahar Bab 13 Jam Tangan Plastik Murahan Bab 14 Laskar Pelangi dan Orang-Orang Sawang 8 Laskar Pelangi Bab 15 Euforia Musim HujanBab 16 Puisi Surga dan Kawanan Burung Pelintang PulauBab 17 Ada Cinta di Toko Kelontong Bobrok ItuBab 18 MoranBab 19 Sebuah Kejahatan TerencanaBab 20 Miang SuiBab 21 RinduBab 22 Early Morning blueBab 23 BillitoniteBab 24 Tuk Bayan TulaBab 25 Rencana BBab 26 Be There or Be Damned!Bab 27 Detik-Detik KebenaranBab 28 Societeit de LimpaiBab 29 Pulau LanunBab 30 Elvis Has Left the BuildingDua belas tahun kemudianBab 31 Zaal BatuBab 32 AgnostikBab 33 AnakronismeBab 34 GotikGlosariumTentang Penulis ***** “… and to every action there is always an equal and opposite or contrary, reaction …” Isaac newton, 1643-1727 9 Laskar Pelangi Bab 1 Sepuluh Murid Baru PAGI itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjangdi depan sebuah kelas. Sebatang pohon tua yang riangmeneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakkudengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk padasetiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret dibangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agakpenting hari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjangtadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruhbangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintuberdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalamperhelatan. Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar,Bapak Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorangwanita muda berjilbab, Ibu Muslimah Hafsari atau Bu ayahku, mereka berdua juga tersenyum. Namun, senyum Bu Mus adalah senyum getir yangdipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas. Wajahnyategang dan gerak-geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitungjumlah anak-anak yang duduk di bangku panjang. Ia demikian 10 Laskar Pelangi khawatir sehingga tak peduli pada peluh yang mengalir masuk kepelupuk matanya. Titik-titik keringat yang bertimbulan di seputarhidungnya menghapus bedak tepung beras yang dikenakannya,membuat wajahnya coreng moreng seperti pameran emban bagipermaisuri dalam Dul Muluk, sandiwara kuno kampung kami. “Sembilan orang … baru sembilan orang Pamanda Guru,masih kurang satu…,” katanya gusar pada bapak kepala Harfan menatapnya kosong. Aku juga merasa cemas. Aku cemas karena melihat Bu Musyang resah dan karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujurtubuhku. Meskipun beliau begitu ramah pagi ini tapi lengankasarnya yang melingkari leherku mengalirkan degup jantung yangcepat. Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa takmudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorangburuh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untukmenyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudahmenyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parutatau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapatmembantu ekonomi keluarga. Menyekolahkan anak berartimengikatkan diri pada biaya selama belasan tahun dan hal itubukan perkara gampang bagi keluarga kami. “Kasihan ayahku ….. Maka aku tak sampai hati memandang wajahnya. “Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginansekolah, dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli ….. Tapi agaknya bukan hanya ayahku yang gentar. Setiap wajahorangtua di depanku mengesankan bahwa mereka tidak sedangduduk di bangku panjang itu, karena pikiran mereka, seperti pikiranayahku, melayang-layang ke pasar pagi atau ke keramba di tepianlaut membayangkan anak lelakinya lebih baik menjadi pesuruh disana. Para orangtua ini sama sekali tak yakin bahwa pendidikananaknya yang hanya mampu mereka biayai paling tinggi sampai 11 Laskar Pelangi SMP akan dapat mempercerah masa depan keluarga. Pagi inimereka terpaksa berada di sekolah ini untuk menghindarkan diridari celaan aparat desa karena tak menyekolahkan anak atausebagai orang yang terjebak tuntutan zaman baru, tuntutanmemerdekakan anak dari buta huruf. Aku mengenal para orangtua dan anak-anaknya yang dudukdi depanku. Kecuali seorang anak lelaki kecil kotor berambutkeriting merah yang meronta-ronta dari pegangan itu tak beralas kaki dan bercelana kain belacu. Aku takmengenal anak beranak itu. Selebihnya adalah teman baikku. Trapani misalnya, yangduduk di pangkuan ibunya, atau Kucai yang duduk di sampingayahnya, atau Syahdan yang tak diantar siapa-siapa. Kamibertetangga dan kami adalah orang-orang Melayu belitong darisebuah komunitas yang paling miskin di pulau itu. Adapun sekolahini, SD Muhammadiyah, juga sekolah kampung yang paling miskindi Belitong. Ada tiga alasan mengapa para orangtua mendaftarkan-anaknya di sini. Pertama, karena sekolah Muhammadiyah tidakmenetapkan iuran dalam bentuk apa pun, para orangtua hanyamenyumbang sukarela semampu mereka. Kedua, karena firasat,-anak-anak mereka dianggap memiliki karakter yang mudahdisesatkan iblis sehingga sejak usia muda harus mendapatkanpendadaran Islam yang tangguh. Ketiga, karena anaknya memangtak diterima di sekolah mana pun. Bu Mus yang semakin khawatir memancang pandangannya kejalan raya di seberang lapangan sekolah berharap kalau-kalau masihada pendaftar baru . Kami prihatin melihat harapan hampa tidak seperti suasana di SD lain yang penuh kegembiraanketika menerima murid angkatan baru, suasana hari pertama di SDMuhammadiyah penuh dengan kerisauan, dan yang paling risauadalah Bu Mus dan Pak Harfan. Guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi gentingkarena Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telahmemperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapatmurid baru kurang dari sepuluh orang maka sekolah paling tua di 12 Laskar Pelangi Belitong ini harus ditutup. Karena itu sekarang Bu Mus dan PakHarfan cemas sebab sekolah mereka akan tamat riwayatnya,sedangkan para orangtua cemas karena biaya, dan kami, sembilananak-anak kecil ini yang terperangkap di tengah cemas kalau- kalaukami tak jadi sekolah. Tahun lalu SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelassiswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi targetsepuluh. Maka diam-diam beliau telah mempersiapkan sebuahpidato pembubaran sekolah di depan para orangtua murid padakesempatan pagi ini. Kenyataan bahwa beliau hanya memerlukansatu siswa lagi untuk memenuhi target itu menyebabkan pidato iniakan menjadi sesuatu yang menyakitkan hati. “Kita tunggu sampai pukul sebelas,” kata Pak Harfan pada BuMus dan seluruh orangtua yang telah pasrah. Suasana hening. Para orang tua mungkin menganggap kekurangan satu muridsebagai pertanda bagi anak-anaknya bahwa mereka memang sebaiknya didaftarkan pada para juragan saja. Sedangkan aku danagaknya juga anak-anak yang lain merasa amat pedih pedih padaorangtua kami yang tak mampu, pedih menyaksikan detik-detikterakhir sebuah sekolah tua yang tutup justru pada hari pertamakami ingin sekolah, dan pedih pada niat kuat kami untuk belajar tapitinggal selangkah lagi harus terhenti hanya karena kekurangan satumurid. Kami menunduk dalam-dalam. Saat itu sudah pukul sebelas kurang lima dan Bu Mus semakingundah. Lima tahun pengabdiannya di sekolah melarat yang amatia cintai dan tiga puluh dua tahun pengabdian tanpa pamrih padaPak Harfan, pamannya, akan berakhir di pagi yang sendu ini. “Baru sembilan orang Pamanda Guru …,” ucap Bu Musbergetar sekali lagi. Ia sudah tak bisa berpikir jernih. Ia berulang kalimengucapkan hal yang sama yang telah diketahui semua berat selayaknya orang yang tertekan batinnya. Akhirnya, waktu habis karena telah pukul sebelas lewat limadan jumlah murid tak juga genap sepuluh. Semangat besarku untuk 13 Laskar Pelangi sekolah perlahan-lahan runtuh. Aku melepaskan lengan ayahku daripundakku. Sahara menangis terisak-isak mendekap ibunya karenaia benar-benar ingin sekolah di SD Muhammadiyah. Ia memakaisepatu, kaus kaki, jilbab, dan baju, serta telah punya buku-buku,botol air minum, dan tas punggung yang semuanya baru. Pak Harfan menghampiri orangtua murid dan menyalamimereka satu per satu. Sebuah pemandangan yang pilu. Paraorangtua menepuk-nepuk bahunya untuk membesarkan Bu Mus berkilauan karena air mata yang menggenang. PakHarfan berdiri di depan para orangtua, wajahnya muram. Beliaubersiap-siap memberikan pidato terakhir. Wajahnya tampak putusasa. Namun ketika beliau akan mengucapkan kata pertamaAssalamu’alaikum seluruh hadirin terperanjat karena Tripaniberteriak sambil menunjuk ke pinggir lapangan rumput luas halamansekolah itu. “Harun!. Kami serentak menoleh dan di kejauhan tampak seorang priakurus tinggi berjalar terseok-seok. Pakaian dan sisiran rambutnyasangat rapi. Ia berkemeja lengan panjang putih yang dimasukkan kedalam. Kaki dan langkahnya membentuk huruf x sehingga jikaberjalan seluruh tubuhnya bergoyang-goyang hebat. Seorang wanitagemuk setengah baya yang berseri-seri susah payah itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang sudahberusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. Ia sangatgembira dan berjalan cepat setengah berlari tak sabar menghampirikami. Ia tak menghiraukan ibunya yang tercepuk-cepuk kewalahanmenggandeng-nya. Mereka berdua hampir kehabisan napas ketika tiba di depanPak Harfan. “Bapak Guru …, ” kata ibunya terengah-engah. “Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di PulauBangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke 14 Laskar Pelangi sana. Lagi pula lebih baik kutitipkan dia disekolah ini daripada dirumah ia hanya mengejar -ngejar anak-anak ayamku ….. Harun tersenyum lebar memamerkan gigi-giginya yang kuningpanjang-panjang. Pak Harfan juga terseyum, beliau melirik Bu Mussambil mengangkat bahunya. “Genap sepuluh orang …,” katanya. Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya & menyandangtasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyekakeringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur denganbedak tepung beras. 15 Laskar Pelangi Bab 2 Antediluvium IBU Muslimah yang beberapa menit lalu sembab, gelisah, dancoreng-moreng kini menjelma menjadi sekuntum Crinumgiganteum. Sebab tiba-tiba ia mekar sumringah dan posturnya yangjangkung persis tangkai bunga itu. Kerudungnya juga berwarnabunga crinum demikian pula bau bajunya, persis crinum yang miripbau vanili. Sekarang dengan ceria beliau mengatur tempat dudukkami. Bu Mus mendekati setiap orangtua murid di bangku panjangtadi, berdialog sebentar dengan ramah, dan mengabsen telah masuk ke dalam kelas, telah mendapatkan temansebangkunya masing-masing, kecuali aku dan anak laki-laki kecilkotor berambut keriting merah yang tak kukenal tadi. Ia tak bisatenang. Anak ini berbau hangus seperti karet terbakar. “Anak Pak Cik akan sebangku dengan Lintang,” kata Bu Muspada ayahku. Oh, itulah rupanya namanya, Lintang, sebuah nama yanganeh. Mendengar keputusan itu Lintang meronta-ronta ingin segeramasuk kelas. Ayahnya berusaha keras menenangkannya, tapi ia 16 Laskar Pelangi memberontak, menepis pegangan ayahnya, melonjak, danmenghambur ke dalam kelas mencari bangku kosongnya sendiri. Dibangku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke atas tank, girangtak alang kepalang, tak mau turun lagi. Ayah nya telah melepaskanbelut yang licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebutpendidikan. Bu Mus menghampiri ayah Lintang. Pria itu berpotonganseperti pohon cemara angin yang mati karena disambar petir hitam,meranggas, kurus, dan kaku. Beliau adalah seorang nelayan, namunpembukaan wajahnya yang mirip orang Bushman adalah raut wajahyang lembut, baik hati, dan menyimpan harap. Beliau pastitermasuk dalam sebagian besar warga negara Indonesia yangmenganggap bahwa pendidikan bukan hak asasi. Tidak seperti kebanyakan nelayan, nada bicaranya pelan. Lalubeliau bercerita pada Bu Mus bahwa kemarin sore kawalaburungpelintang pulau mengunjungi pesisir. Burung-burung keramat ituhinggap sebentar di puncak pohon ketapang demi menebarpertanda bahwa laut akan diaduk badai. Cuaca cenderung semakinmemburuk akhir-akhir ini maka hasil melaut tak pernah ia hanya semacam petani penggarap, bukan karena ia takpunya laut, tapi karena ia tak punya perahu. Agaknya selama turun temurun keluarga laki-laki cemaraangin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitasMelayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau meng-inginkanperubahan dan ia memutuskan anak laki-laki tertuanya, Lintang, takakan menjadi seperti dirinya. Lintang akan dudu k di samping priakecil berambut ikal yaitu aku, dan ia akan sekolah di sini lalu pulangpergi setiap hari naik sepeda. Jika panggilan nasibnya memangharus menjadi nelayan maka biarkan jalan kerikil batu merah empatpuluh kilometer mematahkan semangatnya. Bau hangus yangkucium tadi ternyata adalah bau sandal cunghai, yakni sandal yangdibuat dari ban mobil, yang aus karena Lintang terlalu jauhmengayuh sepeda. Keluarga Lintang berasal dari Tanjong Kelumpang, desa nunjauh di pinggir laut. Menuju kesana harus melewati empat kawasan 17 Laskar Pelangi pohon nipah, tempat berawa-rawa yang dianggap seram dikampung kami. Selainitu di sana juga tak jarang buaya sebesarpangkal pohon sagu melintasi jalan. Kampung pesisir itu secarageografis dapat dikatakan sebagai wilayah paling timur di Sumatra,daerah minus nun jauh masuk ke pedalaman Pulau Belitong. BagiLintang, kota kecamatan, tempat sekolah kami ini, adalahmetropolitan yang harus ditempuh dengan sepeda sejak subuh. Ah!Anak sekecil itu …. Ketika aku menyusul Lintang kedalam kelas ia menyalamikudengan kuat seperti pegangan tangan calon mertua yang menerimapinangan. Energi yang berlebihan di tubuhnya serta-merta menjalarpadaku laksana tersengat listrik. Ia berbicara tak henti- henti penuhminat dengan dialek Belitong yang lucu, tipikal orang Belitongpelosok. Bola matanya bergerak-gerak cepat dan menyala-nyala. Iaseperti pilea, bunga meriam itu, yang jika butiran air jatuh di atasdaunnya, ia melontarkan tepung sari, semarak, spontan, mekar, danpenuh daya hidup. Di dekatnya, aku merasa seperti ditantangmengambil ancang-ancang untuk sprint seratus meter. Sekencangapa engkau berlari? Begitulah makna tatapannya. Aku sendiri masih bingung. Terlalu banyak perasaan untukditanggung seorang anak kecil dalam waktu demikian senang, gugup, malu, teman baru, guru baru … semuanyabercampur aduk. Ditambah lagi satu perasaan ngilu karenasepasang sepatu baru yang dibelikan ibuku. Sepatu ini selalukusembunyikan ke belakang. Aku selalu menekuk lututku karenawarna sepatu itu hitam bergaris-garis putih maka ia tampak sepertisepatu sepak bola, jelek sekali. Bahannya pun dari plastik yangkeras. Abang-abangku sakit perut menahan tawa melihat sepatu ituwaktu kami sarapan pagi tadi. Tapi pandangan ayahku menyuruhmereka bungkam, membuat perut mereka k aku. Kakiku sakit danhatiku malu dibuat sepatu ini. Sementara itu, kepala Lintang terus berputar-putar sepertiburung hantu. Baginya, penggaris kayu satu meter, vas bunga tanahliat hasil prakarya anak kelas enam di atas meja Bu Mus, papan tulislusuh, dan kapur tumpul yang berserakan di atas lantai kelas yang 18 Laskar Pelangi sebagian telah menjadi tanah, adalah benda-benda yangmenakjubkan. Kemudian kulihat lagi pria cemara anginitu. Melihat anaknyademikian bergairah ia tersenyum getir. Aku mengerti bahwa pirayang tak tahu tanggal dan bulan kelahirannya itu gamangmembayangkan kehancuran hati anaknya jika sampai drop out saatkelas dua atau tiga SMP nanti karena alasan klasik biaya atautuntutan nafkah. Bagi beliau pendidikan adalah enigma, sebuahmisteri. Dari empat garis generasi yang diingatnya, baru Lintangyang sekolah. Generasi kelima sebelumnya adalah masaantediluvium, suatu masa yang amat lampau ketika orang-orangMelayu masih berkelana sebagai nomad. Mereka berpakaian kulitkayu dan menyembah bulan. UMUMNYA Bu Mus mengelompokkan tempat duduk kamiberdasarkan kemiripan. Aku dan Lintang sebangku karena kamisama-sama berambut ikal. Trapani duduk dengan Mahar karenamereka berdua paling tampan. Penampilan mereka seperti parapenaltun irama semenanjung idola orang Melayu tak tertarik dengan kelas, ia mencuri-curi pandang kejendela, melirik kepala ibunya yang muncul sekali-sekali di antarakepala orangtua lainnya. Tapi Borek, bacanya Bore’, “e”-nya itu seperti membaca elang,bukan seperti menyebut “e” pada kata edan, dan “k ”-nya itu bukan“k” penuh, Anda tentu paham maksud saya dan Kucai didudukkanberdua bukan karena mereka mirip tapi karena sama-sama susahdiatur. Baru beberapa saat di kelas Borek sudah mencoreng mukaKucai dengan penghapus papan tulis. Tingkah ini diikuti Saharayang sengaja menumpahkan air minum A Kiong sehingga anakHokian itu menangis sejadi-jadinya seperti orang ketakutan dipeluksetan. Sahara Aulia Fadillah binti Muslim RamdhaniFadillah, gadis kecil berkerudung itu, memang keras kepala luarbiasa. Kejadian itu menandai perseteruan mereka yang akanberlangsung akut bertahun-tahun. Tangisan A Kiong nyaris merusakacara perkenalan yang menyenangkan pagi itu. Sebaliknya, bagikupagi itu adalah pagi yang tak terlupakan sampai puluhan tahunmendatang karena pagi itu aku melihat Lintang dengan canggung 19 Laskar Pelangi menggenggam sebuah pensil besar yang belum diserut sepertimemegang sebilah belati. Ayahnya pasti telah keliru membeli pensilkarena pensil itu memiliki warna yang berbeda di kedua satu ujungnya berwarna merah dan ujung lainnya pensil semacam itu dipakai para tukang jahit untukmenggaris kain? Atau para tukang sol sepatu untuk membuat garispola pada permukaan kulit? Sama sekali bukan untuk menulis. Buku yang dibeli juga keliru. Buku bersampul biru tua itu bergaristiga. Bukankah buku semacam itu baru akan kami pakai nanti saatkelas dua untuk pelajaran menulis rangkai indah? Hal yang tak akanpernah kulupakan adalah bahwa pagi itu aku menyaksikan seoranganak pesisir melarat—teman sebangku—untuk pertama kalinyamemegang pensil dan buku, dan kemudian pada tahun-tahunberikutnya, setiap apa pun yang ditulisnya merupakan buah pikiranyang gilang gemilang, karena nanti ia—seorang anak miskinpesisir—akan menerangi nebula yang melingkupi sekolah miskininisebab ia akan berkembang menjadi manusia paling genius yangpernah kujumpai seumur hidupku. ******** 20 Laskar Pelangi Bab 3 Inisiasi TAK susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kamiadalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskindi seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambingyang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan. Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SDMuhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami,sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolahyang sama dan kelas-kelas yang sama, bahkan susunan kawansebangku pun tak berubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu. Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SDMuhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan takpunya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika kami sakit,sakit apa pun diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal maka gurukami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besarbulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jikadiminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besarAPC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran 21 Laskar Pelangi Belitong. Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupapenyakit. Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat,penjual kaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yangrutin berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian sepertininja. Di punggungnya tergantung sebuah tabung aluminium besardengan slang yang menjalar ke sana kemari. Ia seperti akanberangkat ke bulan. Pria ini adalah utusan dari dinas kesehatanyang menyemprot sarang nyamuk dengan DDT. Ketika asap putihtebal mengepul seperti kebakaran hebat, kami pun bersorak- sorakkegirangan. Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berhargayang layak dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunanitu sekolah adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dansebuah papan tulis hijau yang tergantung miring di dekat kami adalah besi bulat berlubang-lubang bekas tungku. Dipapan tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis- garissinar berwarna putih. Di tengahnya tertulis SD MD Sekolah Dasar Muhammadiyah Lalu persis di bawah mathari tadi tertera huruf-huruf arabgundul yang nanti setelah kelas dua, setelah aku pandai membacahuruf arab, aku tahu bahwa tulisan itu berbunyi amar makruf nahimungkarartinya menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dariyang mungkar”. Itulah pedoman utama warga Muhammadiyah. Kata-kata itumelekat dalam kalbu kami sampai dewasa nanti. Kata-kata yangbegitu kami kenal seperti kami mengenal bau alami ibu-ibu dilihat dari jauh sekolah kami seolah akan tumpah karena tiang-tiang kayu yang tua sudah tak tegak menahan atap sirap yang berat. Maka, sekolah kami sangat mirip gudang kopra. Konstruksibangunan yang menyalahi prinsip arsitektur ini menyebabkan takada daun pintu dan jendela yang bisa dikun ci karena sudah tidaksimetris dengan rangkakusennya. Tapi buat apa pula dikunci? Didalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi kali-kalian 22 Laskar Pelangi seperti umumnya terdapat di kelas-kelas sekolah dasar. Kami jugatidak memiliki kalender dan tak ada gambar presiden dan wakilnya,atau gambar seekor burung aneh berekor delapan helai yang selalumenoleh ke kanan itu. Satu-satunya tempelan di sana adalahsebuah poster, persis di belakang meja Bu Mus untuk menutupilubang besar di dinding papan. Poster itu memperlihatkan gambarseorang pria berjenggot lebat, memakai jubah, dan ia memegangsebuah gitar penuh gaya. Matanya sayu tapi meradang, seperti telahmengalami cobaan hidup yang mahadahsyat. Dan agaknya iamemang telah bertekad bulat melawan segala bentuk kemaksiatandi muka bumi. Di dalam gambar tersebut sang pria tadi melongok kelangit dan banyak sekali uang-uang kertas serta logam berjatuhanmenimpa wajahnya. Di bagian bawah poster itu terdapat dua bariskalimat yang tak kupahami. Tapi nanti setelah naik ke kelas dua dansudah pintar membaca, aku mengerti bunyi kedua kalimat ituadalah RHOMA IRAMA, HUJAN DUIT! Maka pada intinya tak ada yang baru dalam pembicaraantentang sekolah yang atapnya bocor, berdinding papan, berlantaitanah, atau yang kalau malam dipakai untuk menyimpan ternak,semua itu telah dialami oleh sekolah kami. Lebih menarikmembicarakan tentang orang-orang seperti apa yang relamenghabiskan hidupnya bertahan di sekolah semacam ini. Orang-orang itu tentu saja kepala sekolah kami Pak Harfan EfendyNoor bin Fadillah Zein Noor dan Ibu Muslimah HafsariHamid binti Abdul Hamid. Pak Harfan, seperti halnya sekolah ini, tak susah tebal, cabangnya tersambung pada jenggot lebatberwarna kecokelatan yang kusam dan beruban. Hemat kata,wajahnya mirip Tom Hanks, tapi hanya Tom Hanks di dalam film dimana ia terdampar di sebuah pulau sepi, tujuh belas bulan tidakpernah bertemu manusia dan mulai berbicara dengan sebuah bolavoli. Jika kita bertanya tentang jenggotnya yang awut-awtuan, beliautidak akan repot-repot berdalih tapi segera menyodorkan sebuahbuku karya Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandhallawi Rah, yang berjudul Keutamaan Memelihara Jenggot . Cukupmembaca pengantarnya saja Anda akan merasa malu sudahbertanya. pada nama depan Pak Harfan berarti Ki Agus. Gelar 23 Laskar Pelangi mengalir dalam garis laki-laki silsilah Kerajaan Belitong. Selamapuluhan tahun keluarga besar yang amat bersahaja ini berdiri padagarda depan pendidikan di sana. Pak Harfan telah puluhan tahunmengabdi di sekolah Muhammadiyah nyaris tanpa imbalan apa pundemi motif syiar Islam. Beliau menghidupi keluarga dari sebidangkebun palawija di pekarangan rumahnya. Hari ini Pak Harfan mengenakan baju takwa yang dulu pastiberwarna hijau tapi kini warnanya pudar menjadi putih. Bekas-bekas warna hijau masih kelihatan di baju itu. Kaus dalamnyaberlubang di beberapa bagian dan beliau mengenakan celanapanjang yang lusuh karena terlalu sering dicuci. Seutas ikatpinggang plastik murahan bermotif ketupat melilit tubuhnya. Lubangikat pinggang itu banyak berderet-deret, mungkin telah dipakai sejakbeliau berusia belasan. Karena penampilan Pak Harfan agak seperti beruang madumaka ketika pertama kali melihatnya kami merasa takut. Anak kecilyang tak kuat mental bisa-bisa langsung terkena sawan. Namun,ketika beliau angkat bicara, tak dinyana, meluncurlah mutiara-mutiara nan puitis sebagai prolog penerimaan selamat datang penuhatmosfer sukacita di sekolahnya yang sederhana. Kemudian dalamwaktu yang amat singkat beliau telah merebut hati kami. Bapakyang jahitan kerah kemejanya telah lepas itu bercerita tentangperahu Nabi Nuh serta pasangan-pasangan binatang yang selamatdari banjir bandang. “Mereka yang ingkar telah diingatkan bahwaair bah akan datang …,” demikian ceritanya dengan wajah penuhpenghayatan. “Namun, kesombongan membutakan mata dan menulikantelinga mereka, hingga mereka musnah dilamun ombak ….. Sebuah kisah yang sangat mengesankan. Pelajaran moralpertama bagiku jika tak rajin sahalat maka pandai-pandailahberenang. Cerita selanjutnya sangat memukau. Sebuah ceritapeperangan besar zaman Rasulullah di mana kekuatan dibentukoleh iman bukan oleh jumlah tentara perang Badar! Tiga ratus tiga 24 Laskar Pelangi belas tentara Islam mengalahkan ribuan tentara Quraisy yang kalapdan bersenjata lengkap. “Ketahuilah wahai keluarga Ghudar, berangkatlah kalian ketempat-tempat kematian kalian dalam masa tiga hari!” DemikianPak Harfan berteriak lantang sambil menatap langit melalui jendelakelas kami. Beliau memekikkan firasat mimpi seorang pendudukMekkah, firasat kehancuran Quraisy dalam kehebatan perangBadar. Mendengar teriakan itu rasanya aku ingin melonjak daritempat duduk. Kami ternganga karena suara Pak Harfan yang beratmenggetarkan benang-ben ang halus dalam kalbu kami. Kamimenanti liku demi liku cerita dalam detik-detik menegangkandengan dada berkobar-kobar ingin membela perjuangan parapenegak Islam. Lalu Pak Harfan mendinginkan suasana yangberkisah tentang penderitaan dan tekanan yang dialami seorang priabernama Zubair bin Awam. Dulu nun di tahun 1929 tokoh inibersusah payah, seperti kesulitan Rasulullah ketika pertama tiba diMadinah, mendirikan sekolah dari jerjak kayu bulat seperti sekolah pertama di Belitong. Kemudian muncul para tokohseperti Abdul Hamid dan Ibrahim bin Zaidin yang berkorbanhabis-habisan melanjutkan sekolah kandang itu menjadi sekolahMuhammadiyah. Sekolah ini adalah sekolah Islam pertama diBelitong, bahkan mungkin di Sumatra Selatan. Pak Harfanmenceritakan semua itu dengan semangat perang badar sekaligussetenang hembusan angin pagi. Kami terpesona pada setiap pilihankata dan gerak lakunya yang memikat. Ada semacam pengaruhyang lembut dan baik terpancar darinya. Ia mengesankan sebagaipria yang kenyang akan pahit getir perjuangan dan kesusahanhidup, berpengetahuan seluas samudra, bijak, berani mengambilrisiko, dan menikmati daya tarik dalam mencari-cari bagaimana caramenjelaskan sesuatu agar setiap orang mengerti. Pak Harfan tampak amat bahagia menghadapi murid, tipikal“guru” yang sesungguhnya, seperti dalam lingua asalnya, India,yaitu orang yang tak hanya mentransfer sebuah pelajaran, tapi jugayang secara pribadi menjadi sahabat dan pembimbing spiritual bagimuridnya. Beliau sering men aikturunkan intonasi, menekan kedua 25 Laskar Pelangi ujung meja sambil mempertegas kata-kata tertentu, dan mengangkatkedua tangannya laksana orang berdoa minta hujan. Ketika mengajukan pertanyaan beliau berlari-lari kecilmendekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandanganmatanya yang teduh seolah kami adalah anak-anak Melayu yangpaling berharga. Lalu membisikkan sesuatu di telinga kami, menyitirdengan lancarayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami,berpantun, membelai hati kami dengan wawasan ilmu, lalu diam,diam berpikir seperti kekasih merindu, indah sekali. Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yangsederhana melalui kata- katanya yang ringan namun bertenagaseumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kamiutnuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnyatentang keberanian pantang men yerah melawan kesulitan apa Harfan memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhanpendirian, tentang ketekun an, tentang keinginan kuat untukmencapai cita- cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisademikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengankeikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu beliau menyampaikansebuah prinsip yang diam-diam menyelinap jauh ke dalam dadakuserta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplahuntuk memberi sebanyak -banyaknya, bukan untuk menerimasebanyak-banyaknya. Kami tak berkedip menatap sang juru kisah yang ulung ini buruk rupa dan buruk pula setiapapa yang di-sandangnya,tapi pemikirannya jernih dan kata-katanya bercahaya. Jika iamengucapkan sesuatu kami pun terpaku menyimaknya dan taksabar menunggu untaian kata berikutnya. Tiba-tiba aku merasasangat beruntung didaftarkan orangtuaku di sekolah miskinMuhammadiyah. Aku merasa lelah terselamatkan karena orangtuaku memilih sebuah sekolah Islam sebagai pendidikan palingdasar bagiku. Aku merasa amat beruntung berada di sini, di tengahorang-orang yang luar biasa ini. Ada keindahan di sekolah Islammelarat ini. Keindahan yang tak kan kutukar dengan seribukemewahan sekolah lain. 26 Laskar Pelangi Setiap kali Pak Harfan ingin menguji apa yang telahdiceritakannya kami berebutan mengangkat tangan, bahkan kamimengacung meskipun beliau tak bertanya, dan kami mengacungwalaupun kami tak pasti akan jawaban. Sayangnya bapak yangpenuh daya tarik ini harus mohon diri. Satu jam dengannya terasahanya satu menit. Kami mengikuti setiap inci langkahnya ketikameninggalkan kelas. Pandangan kami melekat tak lepas-lepasdarinya karena kami telah jatuh cinta padanya. Beliau telahmembuat kami menyayangi sekolah tua ini. Kuliah umum dari PakHarfan di hari pertama kami masuk SD Muhammadiyah langsungmenancapkan tekad dalam hati kami untuk membela sekolah yanghampir rubuh ini, apa pun yang terjadi. Kelas diambil alih oleh Bu Mus. Acaranya adalah perkenalandan akhirnya tibalah giliran A Kiong. Tangisnya sudah reda tapi iamasih terisak. Ketika diminta ke depan kelas ia senang bukan di sela-sela isaknya ia tersenyum. Ia menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tangan kirinya memegang botol air yangkosong—karena isinya tadi ditumpahkan Sahara—dan tangankanannya menggenggam kuat tutup botol itu. “Silahkan ananda perkenalkan nama dan alamat rumah …,”pinta Bu Mus lembut pada anak Hokian itu. A Kiong menatap Bu Mus dengan ragu kemudian ia kembalitersenyum. Bapaknya menyeruak di antara kerumunan orangtualainnya, ingin menyaksikan anaknya beraksi. Namun, meskipunberulang kali ditanya A Kiong tidak menjawab sepatah kata pun. Iaterus tersenyum dan hanya tersenyum saja. “Silakan ananda …,” Bu Mus meminta sekali lagi dengan sayang A Kiong hanya menjawabnya dengan kembalitersenyum. Ia berkali-kali melirik bapaknya yang kelihatan tak sabar. Aku dapat membaca pikiran ayahnya, “Ayolah anakku, kuatkan hatimu, sebutkan namamu! Palingtidak sebutkan nama bapakmu ini, sekali saja! Jangan bikin maluorang Hokian!” Bapak Tionghoa berwajah ramah ini dikenal 27 Laskar Pelangi sebagai seorang Tionghoa kebun, strata ekonomi terendah dalamkelas sosial orang-orang Tionghoa di Belitong. Namun, sampai waktu akan berakhir a Kiong masih tetap sajatersenyum. Bu Mus membujuknya lagi. “Baiklah ini kesempatan terakhir untukmu mengenalkan diri,jika belum bersedia maka harus kembali ke tempat duduk.. A Kiong malah semakin senang. Ia masih sama sekali takmenjawab. Ia tersenyum lebar, matanya yang sipit menghilang. Pelajaran moral nomor dua jangan tanyakan nama dan alamatpada orang yang tinggal di kebun. Maka berakhirlah perkenalan di bulan Februari yangmengesankan itu. 28 Laskar Pelangi Bab 4 Perempuan-Perempuan Perkasa AKU pernah membaca kisah tentang wanita yang membelah batukarang untuk mengalirkan air, wanita yang menenggelamkan diribelasan tahun sendirian di tengah rimba untuk menyelamatkanbeberapa keluarga orang utan, atau wanita yang berani mengambilrisiko tertular virus ganas demi menyembuhkan penyakit seoranganak yang sama sekali tak dikenalnya nun jauh di Somalia. Di sekolah Muhammadiyah setiap hari aku membaca keberanianberkorban semacam itu di wajah wanita muda ini. MuslimahHafsari Hamid binti Abdul Hamid, atau kami memanggilnyaBu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKP Sekolah KepandaianPutri, namun beliau bertekad melanjutkan cita-cita ayahnya— Hamid, pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong—untukterus mengobarkan pendidikan Islam. Tekad itu memberinya kesulitan hidup yang tak terkira, karenakami kekurangan guru—lagi pula siapa yang rela diupah beras 15kilo setiap bulan? Maka selama enam tahun di SD Muhammadiyah,beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajaran—mulai dari 29 Laskar Pelangi Menulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi,sampai Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik seharian mengajar, beliau melanjutkan bekerja menerimajahitan sampai jauh malam untuk mencari nafkah, menopang hidupdirinya dan adik-adinya. BU MUS adalah seroang guru yang pandai, karismatik, danmemiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabuspelajaran Budi Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dinipandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan,dan hak-hak asasi—jauh hari sebelum orang-orang sekarangmeributkan soal materialisme versus pembangunan spiritual dalampendidikan. Dasar-dasar moral itu menuntun kami membuatkonstruksi imajiner nilai-nilai integritas pribadi dalam konteks diajarkan menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agarberperilaku baik karena kesadaran pribadi. Materi pelajaran BudiPekerti yang hanya diajarkan di sekolah Muhammadiyah samasekali tidak seperti kode perilaku formal yang ada dalam kontekslegalitas institusional seperti sapta prasetya atau pedoman-pedomanpengalaman lainnya. “Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,”demikian Bu Mus selalu menasihati kami. Bukankah ini kata-katayang diilhami surah An-Nisa dan telah diucapkan ratusan kali olehpuluhan khatib? Sering kali dianggap sambil lalu saja oleh jika yang mengucapkannya Bu Mus kata-kata itu demikianberbeda, begitu sakti, berdengung- dengung di dalam kalbu. Yangterasa kemudian adalah penyesalan mengapa telah terlamabatshalat. Pada kesempatan lain, karena masih kecil tentu saja, kamisering mengeluh mengapa sekolah kami tak seperti sekolah-sekolahlain. Terutama atap sekolah yang bocor dan sangat menyusahkansaat musim hujan. Beliau tak menanggapi keluhan itu tapimengeluarkan sebuah buku berbahasa Belanda danmemerplihatkan sebuah gambar. Gambar itu adalah sebuah ruangan yang sempit, dikelilingitembok tebal yang suram, tinggi, gelap, dan berjeruji. Kesan di 30 Laskar Pelangi dalamnya begitu pengap, angker, penuh kekerasan dan kesedihan.“inilah sel Pak Karno di sebuah penjara di Bandung, di sini beliaumenjalani hukuman dan setiap hari belajar, setiap waktu membacabuku. Beliau adalah salah satu orang tercerdas yang pernah dimilikibangsa ini.. Beliau tak melanjutkan ceritanya.. Kami tersihir dalam senyap. Mulai saat itu kami tak pernah lagimemprotes keadaan sekolah kami. Pernah suatu ketika hujan turunamat lebat, petir sambar menyambar. Trapani dan Mahar memakaiterindak, topi kerucut dari daun lais khas tentara Vietkong, untukmelindungi jambul mereka. Kucai, Borek, dan Sahara memakai jashujan kuning bergambar gerigi metal besar di punggungnya dengantulisan “UPT Bel” Unit Penambangan Timah Belitong—jas hujanjatah PN Timah milik bapaknya. Kami sisanya hampir basah sehari pun kami tak pernah bolos, dan kami tak pernahmengeluh, tidak, sedikit pun kami tak pernah mengeluh. Bagi kami Pak Harfan dan Bu Mus adalah pahlawan tanpatanda jasa yang sesungguhnya. Merekalah mentor, penjaga,sahabat, pengajar, dan guru spiritual. Mereka yang pertamamenjelaskan secara gamblang implikasi amar makruf nahi mungkarsebagai pegangan moral kami sepanjang hayat. Mereka mengajarikami membuat rumah- rumahan dari perdu apit-apit, mengusapluka-luka di kaki kami, membimbing kami cara mengambil wudu,melongok ke dalam sarung kami ketika kami disunat, mengajarikami doa sebelum tidur, memompa ban sepeda kami, dan kadang-kadang membuatkan kami air jeruk sambal. Mereka adalah ksatria tampa pamrih, pangeran keikhlasan,dan sumur jernih ilmu pengetahuan di ladang yang mereka laksana manfaat yang diberikan pohon filiciumyang menaungi atap kelas kami. Pohon ini meneduhi kami dandialah saksi seluruh drama ini. Seperti guru-guru kami, filiciummemberi napas kehidupan bagi ribuan organise dan menjaditonggak penting mata rantai ekosistem. 31 Laskar Pelangi Bab 5 The Tower of Babel JUMLAH orang Tionghoa di kampung kami sekitar sepertigadari total populasi. Ada orang Kek, ada orang Hokian, ada orangTongsan, dan ada yang tak tahu asal usulnya. Bisa saja merekayang lebih dulu mendiami pulau ini daripada siapa pun. Aichang,phok, kiaw, dan khaknai, seluruhnya adalah perangkatpenambangan timah primitf yang sekarang dianggap temuanarkeologi, bukti bahwa nenek moyang mereka telah lama sekaliberada di Pulau Belitong. Komunitas ini selalu tipikal rendah hatiddan pekerja keras. Meskipun jauh terpisah dari akar budayanyanamun mereka senantiasa memelihara adat istiadatnya, dan diBelitong mereka beruntung karena mereka tak perlu jauh-jauhdatang ke Jinchanying kalau hanya ingin melihat Tembok BesarCina. Persis bersebelahan dengan toko-toko kelontong milik wargaTionghoa ini berdiri tembok tinggi yang panjang dan di sana sinitergantung papan peringatan “DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKI HAK”. Di atas tembok ini tidak hanya ditancapi pecahan-pecahan kacayang mengancam tapi juga dililitkan empat jalur kawat berduriseperti di kamp Auschwitz. Namun, tidak seperti Temok Besar Cina 32 Laskar Pelangi yang melindungi berbagai dinasti dari sebuan suku-suku Mongol diutara, di Belitong tembok yang angkuh dan berkelak-keloksepanjang kiloan meter ini adalah pengukuhan sebuah dominasidan perbedaan status sosial. Di balik tembok itu terlindung sebuah kawasan yang disebutGedong, yaitu negeri asing yang jika berada di dalamnya orangakan merasa tak sedang berada di Belitong. Dan di dalam sanaberdiri sekolah-sekolah PN. Sekolah PN adalah sebutan untuksekolah milik PN Perusahaan Negara Timah, sebuah perusahaanyang paling berpengaruh di Belitong, bahkan sebuah hegemonilebih tepatnya, karena timah adalah denyut nadi pulau kecil itu. Suatu sore seorang gentleman keluar dari balik tembok ituuntuk berkeliling kampung dengan sebuah Chevrolet Corvette, laluesoknya di depan sebuah majelis ia mencibir. “Tak satu pun kulihat ada anak muda memegang pacul! Takpernah kulihat orang- orang muda demikian malas seperti di sini.. Ha? Apa dia kira kami bangsa petani? Kami adalah buruh-buruh tambang yang bangga, padi tak tumbuh di atas tanah-tanahkami yang kaya material tambang! LAKSANA the Tower of Babel—yakni Menara Babel, metafora tangga menuju surga yangditegakkan bangsa babylonia sebagai perlambang tahun lalu, yang berdiri arogan di antara Sungai Tigris danEufrat di tanah yang sekarang disebut Irak—timah di Belitongadalah menara gading kemakmuran berkah Tuhan yang menjalarsepanjang Semenanjung Malaka, tak putus-putus seperti jalian uratdi Orang Melayu yang mer ogohkan tangannya ke dalam lapisandangkal aluvium, hampir di sembarang tempat, akan mendapatilengannya berkilauan karena dilumuri ilmenit atau timah dari pesisir, Belitong tampak sebagai garis pantai kuningberkilauan karena bijih-bijih timah dan kuarsa yang disirami cahayamatahari. Pantulan cahaya itu adalah citra yang lebih kemilau daririak-riak gelombang laut dan membentuk semacam fatamorganapelangi sebagai mercusuar yang menuntun para nakhoda. 33 Laskar Pelangi Tuhan memberkahi Belitong dengan timah bukan agar kapalyang berlayar ke pulau itu tidak menyimpang ke Laut Cina Selatan,tetapi timah dialirkan-Nya ke sana untuk menjadi mercusuar bagipenduduk pulau itu sendiri. Adakah mereka telah semena- menapada rezeki Tuhan sehingga nanti terlunta-lunta seperti di kalaTuhan menguji bangsa Lemuria? Kilau itu terus menyala sampaijauh malam. Eksploitasi timah besar-besaran secara nonstopditerangi ribuan lampu dengan energi jutaan kilo watt. Jikadisaksikan dari udara di malam hari Pulau Belitong tampak sepertifamilia besar Ctenopore, yakni ubur-ubur yang memancarkancahaya terang berwarna biru dalam kegelapan latu sendiri, kecil,bersinar, indah, dan kaya raya. Belitong melayang-layang di antaraSelat Gaspar dan Karimata bak mutiara dalam tangkupan kerang. Dan terberkatilah tanah yang dialiri timah karena ia sepertiknautia yang dirubung beragam jenis lebah madu. Timah selalumengikat material ikutan, yakni harta karun tak ternilai yangmelimpah ruah granit, zirkonium, silika, senotim, monazite, ilmenit,siderit, hematit, clay, emas, galena, tembaga, kaolin, kuarsa, dantopas …. Semuanya berlapis- lapis, meluap-luap, beribu-ribu ton di bawahrumah-rumah panggung kami. Kekayaan ini adalah bahan dasarkaca berkualitas paling tinggi, bijih besi dan titanium yang bernas, …material terbaik untuk superkonduktor, timah kosong ilmenit yangdigunakan laboratorium roket NASA sebagai materi antipanasekstrem, zirkonium sebagai bahan dasar produk-produk tahan api,emas murni dan timah hitam yang amat mahal, bahkan kamimemiliki sumber tenaga nuklir uranium yang kaya raya. Semua inisangat kontradiktif dengan kemiskinan turun temurun penduduk asliMelayu Belitong yang hidup berserakan di atasnya. Kami sepertisekawanan tikus yang paceklik di lumbung padi. Belitong dalam batas kuasa eksklusif PN Timah adalah kotapraja Konstantinopel yang makmur. PN adalah penguasa tunggalPulau Belitung yang termasyhur di seluruh negeri sebagaiPulautimah. Nama itu tercetak di setiap buku geografi atau bukuHimpunan Pengetahuan Umum pustaka wajib sekolah dasar. PNamat kaya. Ia punya jalan raya, jembatan, pelabuhan, real estate, 34 Laskar Pelangi bendungan, dok kapal, saran a telekomunikasi, air, listrik, rumah-rumah sakit, sarana olahraga—termasuk beberapa padang golf,kelengkapan sarana hiburan, dan sekolah-sekolah. PN menjadikanBelitong -sebuah pulau kecil- seumpama desa perusahaan denganaset triliunan rupiah. PN merupakan penghasil timah nasional terbesar yangmempekerjakan tak kurang dari orang. Ia menyerap hampirseluruh angkatan kerja di Belitong dan menghasilkan devisa jutaandolar. Lahan eksploiotasinya tak terbatas. Lahan itu disebut kuasapenambangan dan secara ketat dimonopoli. Legitimasi ini diperolehmelalui pembayaran royalti—lebih pas disebut upeti—miliaranrupiah kepada pemerintah. PN mengoperasikan 16 unit emmerbageratau kapal keruk yang bergerak lamban, mengorek isi bumidengan 150 buah mangkuk-mangkuk baja raksasa, siang malammerambah laut, sungai, dan rawa-rawa, bersuara mengerikanlaksana kawanan dinosaurus. Di titik tertinggi siklus komidi putar, di masa keemasan itu,penumpangnya mabuk ketinggian dan tertidur nyenyak,melanjutkan mimpi gelap yang ditiup-tiupkan kolonialis. Sejakzaman penjajahan, sebagai platform infrastruktur ekon omi, PNtidak hanya memonopoli faktor produksi terpenting tapi jugamewarisi mental bobrok feodalistis ala Belanda. Sementara sepertisering dialami oleh warga pribumi dimanapun yang sumber dayaalamnya dieksploitasi habis-habisan, sebagaian komunitas diBelitong juga termarginalkan dalam ketidak adilan kompensasitanah ulayah, persamaan kesempatan, dan trickle down effects . 35 Laskar Pelangi Bab 6 Gedong PULAU Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri daritanah Sumatra yang membujur dan di sana mengalir kebudayaanMelayu yang tua. Pada abad ke-19, ketika korporasi secarasistematis mengeksploitasi timah, kebudayaan bersahaja itu mulaihidup dalam karakteristik sosiologi tertentu yang atribut-atributnyamencerminkan perbedaan sangat mencolok seolah berdasarkanstatus berkasta-kasta. Kasta majemuk itu tersusun rapi mulai daripara petinggi PN Timah yang disebut “orang staf” atau urang setapdalam dialek lokal sampai pada para tukang pikul pipa di instalasipenambangan serta warga suku Sawang yang menjadi buruh-buruhyuka penjahit karung timah. Salah satu atribut diskriminasi ituadalah sekolah-sekolah PN. Maka lahirlah kaum menak, implikasi dari institusi yang inginmemelihara citra aristokrat. PN melimpahi orang staf denganpenghasilan dan fasilitas kesehatan, pendidikan, promosi,transportasi, hiburan, dan logistik yang sangat diskriminatifdibanding kompensasi yang diberikan kepada mereka yang bukanorang staf. Mereka, kaum borjuis ini, bersemayam di kawasaneksklusif yang disebut Gedong. Mereka seperti orang-orang kulitputih di wilayah selatan Amerika pada tahun 70-an. Feodalisme di 36 Laskar Pelangi Belitong adalah sesuatu yang unik, karena ia merupakankonsekuensi dari adanya budaya korporasi, bukan karena tradisipaternalistik dari silsilah, subkultur, atau privilese yang dianugerahkan oleh penguasa seperti biasa terjadi di berbagai tempatlain. Sepadan dengan kebun gantung yang memesona di pelataranmenara Babylonia, sebuah taman kesayangan TiranNebuchadnezzar III untuk memuja Dewa Marduk, Gedong adalahlandmark Belitong. Ia terisolasi tembok tinggi berkeliling dengan satuakses keluar masuk seperti konsep cul de sac dalam konseppemukiman modern. Arsitektur dan desain lanskapnya bergayasangat kolonial. Orang-orang yang tinggal memilikinama-nama yang aneh, misalnya Susilo, Cokro, Ivonne, Setiawan,atau Kuntoro, tak ada Muas, Jamali, Sa’indun, Ramli, atau Mahaderseperti nama orang- orang Melayu, dan mereka tidak pernahmenggunakan bin atau binti. Gedong lebih seperti sebuah kota satelit yang dijaga ketat olehpara Polsus Polisi Khusus Timah. Jika ada yang lancang masukmaka koboi-koboi tengik itu akan menyergap, mengintergoasi, laluinterogasi akan ditutup dengan mengingatkan sang tangkapan padatulisan “DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKI HAK”yang bertaburan secara mencolok pada berbagai akses dan fasilitasdi sana, sebuah power Statement tipikal kompeni. Kawasan warisan Belanda ini menjunjung tinggi kesanmenjaga jarak , dan kesan itu diperkuat oleh jajaran pohon-pohonsaga tua yang menjatuhkan butir-butir buah semerah darah di ataskap mobil-mobil mahal yang berjejal-jejal sampai keluar garasi. Disana, rumah-rumah mewah besar bergaya Victoria memiliki jendela-jendela kaca lebar dan tinggi dengan tirai yang berlapis-lapis laksanalayar bioskop. Rumah-rumah itu ditempatkan pada kontur yangagak tinggi sehingga kelihatan seperti kastil-kastil kaum bangsawandengan halaman terpelihara rapi dan danau-danau buatan. Didalamnya hidup tenteram sebuah keluarga kecil dengan dua atautiga-anak yang selalu tampak damai, temaram, dan sejuk. Setiap rumah memiliki empat bangunan terpisah yangdisambungkan oleh selasar- selasar panjang. Itulah rumah utamasang majikan, rumah bagi para pembantu, garasi, dan gudang-gudang. Selasar-selasar itu mengelilingi kolam kecil yang ditumbuhi 37 Laskar Pelangi Nymphaea caereulea atau the blue water lily yang sangat menawandan di tengahnya terdapat patung anak-anak gendut semacamManequin Piss legenda negeri Belgia yang menyemprotkan airmancur sepanjang waktu dari kemaluan kecilnya yang lucu. Pot-potkayu anggrek mahal Tainia shimadai Dan Chysis digantungkanberderet- deret di bibiratap selasar dan di bawahnya tersusun rapibejana keramik antik bertangga- tangga berisi kaktus Chaemasereasdan Parodia scopa . Untuk urusan bunga ini ada petugas khususyang merawatnya. Di luar lingkar kolam didirikan sebuah kandangberlubang kotak-kotak kecil persegi berbentuk piramida yang bersenidan ditopang oelh sebuah pilar bergaya Romawi, itulah rumahburung merpati Inggris. Di dalam rumah utama sang majikan terdapat ruang tamudengan lampu-lampu yang teduh dan perabot utama di sana adalahsebuah sofa Victorian rosewood berwarna merah. Jika duduk diatasnya seseorang dapat merasa dirinya seperti seorang padukaraja. Di samping ruang tamu adalah ruang makan tempat parapenghuni rumah makan malam mengenakan busana senja yangterbaik dan bersepatu. Di meja makan mewah dengan kayuCinnamonglaze , mereka duduk mengelilingi makanan yangnamanya bahkan belum ada terjemahannya. Pertama-tamaperangsang lapar pumpkin and Gorgonzola soup , lalu hadir caesarsalad menu utama, chicken cordon bleu, vitello alla Provenzale ,atau … Pada bagian akhir sebagai makanan penutup adalah creamycheesecake topped with stawberry puree , buah-buah persik danprem. Mereka makan dengan tenang sembari mendengarkan musikklasik yang elegan Mozart Haffner No. 35 in D Major . Merekamematuhi table manner’ Setelah melampirkan serbet di ataspangkuannya makan malam dimulai nyaris tanpa suara dan tak adaseorang pun yang menekan bibir meja dengan sikunya... Sarapanpagi disajikan di ruangan yang berbeda. Ruangan ini terbuka,menghadap ke kebun anggrek dan kolam renang dangkal yang juga berbeda yakni terracotta tile top oval yang lucunamun berkelas. Di pagi hari mereka senang mencicipi omelet danmenyeruput the. Earl Grey, atau cappuccino, lalu merekamelemparkan remah-remah roti pada burung-burung merpati Inggrisyang berebutan, rakus tapi jinak. 38 Laskar Pelangi Halaman setiap rumah sangat luas dan tak didekorasi dengan karya seni instalasi dari konstruksilogam yang maknanya tak mudah dicerna orang awam. Hamparanrumput manila di halaman menyentuh lembut bibir jalan rayadengan tinggi permukaan yang sama. Ada daya tarik tersendiri disitu. Tak ada parit, karena semua sistem pembuangan diatur dibawah tanah. Pekarangan ditumbuhi pinang raja, bambu Jepang,pisang kipas, dan berjenis-jenis palem yang berselang-seling diantara taman-taman bunga umum, ornamen, galeri, angsa-angsabesar yang berkeliaran, kafe members only , patung-patung, nookerbar , sudut-sudut tempat bermain anak-anak berisi ayam-ayamkalkun yang dibiarkan bebas, trotoar untuk membawa anjing jalan-jalan, kolam-kolam renang, dan lapangan-lapangan golf. Tenangdan tidak berisik, kecuali sedikit bunyi, rupanya anjing pudel sedangmengejar beberapa ekor kucing anggora. Namun, selain suara hewan-hewan lucu itu sore ini terdengarlamat-lamat denting piano dari salah satu kastil Victoria yangterututp rapat berpilar-pilar itu. Floriana atau Flo yang tomboi, salahseorang siswa sekolah PN, sedang les piano. Guru privatnya sangatbersemangat tapi Flo sendiri terkantuk-kantuk tanpa minat. Keduatangannya menopang wajah murungnya sambil menguap berulang-ulang di samping sebuah instrumen megah grand piano merkSteinway and sons yang hitam, dingin, dan berkilauan. Wajah Floseperti kucing kebanyakan tidur dan bangun Mollen Bas , kepala semua kapal keruk—dudukdi sebuah kursi besar semacam singgasana sehingga tubuh kecilnyatenggelam. Kakinya dibungkus sepatu mahal De Carlo cokelat yangelegan, tergantung berayun-ayun lucu. Ia geram pada tingkah sitomboi dan malu pada sang guru, seorang wanita berkacamata,setengah baya, berwajah cerdas dan hanya bisa tak henti-henti memohon maaf pada wanita Jawa yangsangat santun itu atas kelakuan anaknya. Bapak Flo adalah orang hebat, seseorang yang amatterpelajar. Ia adalah insinyur lulusan terbaik dari Technische 39 Laskar Pelangi Universiteit Delf di Holland dari Fakultas Werktuiq bouwkunde,Maritieme techniek & technische materiaal wetenschappen, yangartinya kurang lebih jago teknik. Ia adalah salah satu dari segelintirorang Melayu asli Belitong yang berhak tinggal di Gedong danorang kampung yang mampu mencapai karier tinggi di jajaran eliteorang staf karena kepintarannya. Sebagai Mollen Bas, beliausanggup mengendalikan shift ribuan karyawan, memperbaikikerusakan kapal keruk yang tenaga-tenaga ahli asing sendiri sudahmenyerah, dan mengendalikan aset produksi miliaran dolar. Tapimenghadapi anak perempuan kecilnya, si tomboi gasing yang takbisa diatur ini, beliau hampir menyerah. Semakin keras suarabapaknya menghardik semakin lebar Flo menguap. Pokok perkaranya sederhana, yakni beliau telah memilikibeberapa anak laki-laki dan Flo si bungsu, adalah anak perempuansatu-satunya. Namun anak perempuannya ini bersikeras inginmenjadi laki-laki. Setiap hari beliau berusaha memerempuankan Floantara lain dengan memaksanya kursus piano. Grand piano itudidatangkan dengan kapal khusus dari Jakarta. Guru privat yangmerupakan seorang instruktur musik profesional, juga khususdijemput dari Tanjong Pandan. Lebih dari itu, di sela kesibukannya,bapaknya rela menunggui Flo kursus, namun yang beliau dapat taklebih dari uapan- uapan itu. Flo bahkan tak berminat menyentuhtuts-tuts hitam putih yang berkilat-kilat karena pikirannya melayangke sasana tempat ia latihan kick boxing dan angkat barbel. Flo taksuka menerima dirinya sebagai seorang perempuan. Mungkinkarena pengharuh dari saudara-saudara kandungnya yangseluruhnya laki-laki atau karena suatu ketidak seimbangan dalamkimia tubuhnya. Maka ia memotong rambut dengan model luruspendek dan ia belajar mengubah ekspresi wajah cantiknya agarmerefleksikan seringai laki-laki. Ia bercelana jeans , kaos oblong, danmembuang anting- anting yang dibelikan ibunya. Guru privat itumemperkenalkan dengan lembut notasi do, mi, sol, si dalam lintasanempat oktaf dan memperlihatkan posisi jari-jemari pada setiapnotasi itu sebagai dasar bagi Flo untuk berlatih fingering . Flomenguap lagi... 40 Laskar Pelangi Bab 7 Zoom Out TAK disangsikan, jika di- zoom out , kampung kami adalahkampung terkaya di Indonesia. Inilah kampung tambang yangmenghasilkan timah dengan harga segenggam lebih mahal puluhankali lipat dibanding segantang padi. Triliunan rupiah aset tertanamdi sana, miliaran rupiah uang berputar sangat cepat seperti putaranmesin parut, dan miliaran dolar devisa mengalir deras sepertikawanan tikus terpanggil pemain seruling ajaib Der Rattenfangervon Hameln . Namun jika di- zoom in , kekayaan itu terperangkapdi satu tempat, ia tertimbun di dalam batas tembok-tembok tinggiGedong. Hanya beberapa jengkal di luar lingkaran tembok tersajipemandangan kontras seperti langit dan bumi. Berlebihan jikadisebut daerah kumuh tapi tak keliru jika diumpamakan kota yangdilanda gerhana berkepanjangan sejakera pencerahan revolusiindustri. Di sana, di luar lingkar tembok Gedong hidup komunitasMelayu Belitong yang jika belum punya enam anak belum berhentiberanak pinak. Mereka menyalahkan pemerintah karena tidakmenyediakan hiburan yang memadai sehingga jika malam tibamereka tak punya kegiatan lain selain membuat anak-anak itu. 41 Laskar Pelangi Di luar tembok feodal tadi berdirilah rumah-rumah kami,beberapa sekolah negeri, dan satu sekolah kampungMuhammadiyah. Tak ada orang kaya di sana, yang ada hanyakerumunan toko miskin di pasar tradisional dan rumah-rumahpanggung yang renta dalam berbagai ukuran. Rumah-rumah asliMelayu ini sudah ditinggalkan zaman keemasannya. Pemiliknya takingin merubuhkannya karena tak ingin berpisah dengan kenanganmasa jaya, atau karena tak punya uang. Di antara rumah panggung itu berdesak-desakan kantor polisi,gudang-gudang logistik PN, kantor telepon, toapekong, kantorcamat, gardu listrik, KUA, masjid, kantor pos, bangunanpemerintah—yang dibuat tanpa perencanaan yang masuk akalsehingga menjadi bangunan kosong telantar, tandon air, warungkopi, rumah gadai yang selalu dipenuhi pengunjung, dan rumahpanjang suku Sawang. Komunitas Tionghoa tinggal di bangunanpermanen yang juga digunakan sebagai toko. Mereka tidak memilikipekarangan. Adapun pekarangan rumah orang Melayu ditumbuhijarak pagar, beluntas, beledu, kembang sepatu, dan semakbelukaryang membosankan. Pagar kayu saling-silang di paritbersemak di mana tergenang air mati berwarna cokelat—juga sangatmembosankan. Entok dan ayam kampung berkeliaran yang tak dijaga melalap tanaman bunga kesayangansehingga sering menimbulkan keributan kecil. Jalan raya di kampung ini panas menggelegak dan ingar-bingar oleh suara logam yang saling beradu ketika truk-truk reyotlalu-lalang membawa berbagai peralatan teknik eksplorasi kampung ini dapat disebut sebagai urban atau tujuh macam profesi tumpang tindih di sini kuli PNsebagai mayoritas, penjaga toko, pegawai negeri, pengangguran,pegawai kantor desa, pedagang, dan pensiunan. Sepanjang waktumereka hilir mudik dengan sepeda. Semuanya, para penduduk,kambing, entok, ayam, dan seluruh bangunan itu tampak berdebu,tak teratur, tak berseni, dan kusam. Keseharian orang pinggiran ini amat monoton. Pagi yangsunyi senyap mendadak sontak berantakan ketika kantor pusat PNTimah membunyikan sirine, pukul 7 kurang 10. Sirine itu 42 Laskar Pelangi memekakkan telinga dalam radius puluhan kilometer sepertiperingatan serangan Jepang dalam pengeboman Pearl Harbour. Demi mendengar sirine itu, dari rumah-rumah panggung,jalan-jalan kecil, sudut-sudut kampung, rumah-rumah dinaspermanen berdinding papan, dan gang-gang sempit bermunculan-lah parakuli PN bertopi kuning membanjiri jalan raya. Merekaberdesakan, terburu-buru mengayuh sepeda dalam rombonganbesaratau berjalan kaki, karena sepuluh menit lagi jam kerja mereka ribuan. Mereka menyerbu tempat kerja masing-masing bengkelbubut, kilang minyak, gudang beras, dok kapal, dan unit-unitpencucian timah. Parakuli yang bekerja shift di kapal kerukmelompat berjejal-jejal ke dalam bak truk terbuka seperti sapi yangakan digiring ke penjagalan. Tepat pukul 7 kembali dibunyikansirene kedua tanda jam resmi masuk kerja. Lalu tiba-tiba jalan-jalanraya, kampung-kampung, dan pasar kembali lengang, sunyi pukul 7 pagi, rumah orang Melayu Belitong hanya dihunikaum wanita, para pensiunan, dan anak-anak kecil yang belumsekolah. Kampung kembali hidup pada pukul 10, yaitu ketikawanita-wanita itu memainkan orkestra menumbuk bumbu. Suaraalu yang dilantakkan ke dalam lumpang kayu bertalu-talu, sahut-menyahut dari rumah ke rumah. Pukul 12 sirine kembali berbunyi, kali ini adalah sebagai tandaistirahat. Dalam sekejap jalan raya dipenuhi parakuli yang pulangsebentar. Lapar membuat mereka tampak seperti semut-semuthitam yang sarangnya terbakar, lebih tergesa dibanding waktumereka berangkat pagi tadi. Pukul 2 siang sirine berdengung lagimemanggil mereka bekerja. Parakuli ini akan kembali pulang keperaduan setelah terdengar sirine yang sangat panjang tepat pukul 5sore. Demikianlah yang berlangsung selama puluhan tahunlamanya. **** TIDAK seperti di Gedong, jika makan orang urban ini tidakmengenal appetizer sebagai perangsang selera, tak mengenal maincourse , ataupun dessert . Bagi mereka semuanya adalah menu 43 Laskar Pelangi utama. Pada musim barat ketika nelayan enggan melaut, menuutama itu adalah ikangabus. Parakuli yang bernafsu makan besarsesuai dengan pembakaran kalorinya itu jika makan seluruhtubuhnya seakan tumpah ke atas meja. Agar lebih praktis tak jarangbaskom kecil nasi langsung digunakan sebagai piring. Di situlahdiguyur semangkuk gangan , yaitu masakan tradisional denganbumbu kunir. Ketika makan mereka tak diiringi karya MozartHaffnerNo. 35 in D Major tapi diiringi rengekan anak -anaknya yang mintadibelikan baju pramuka. Setiap subuh para istri meniup siong potongan bambu untukmenghidupkan tumpukan kayu bakar. Asap mengepul masuk kedalam rumah, menyembul keluar melalui celah dinding papan, danmembangunkan entok yang dipelihara di bawah rumah itu membuat penghuni rumah terbatuk-batuk, namun ia amatdiperlukan guna menyalakan gemuk sapi yang dibeli bulansebelumnya dan digantungkan berjuntai- juntai seperti cucian di atasperapian. Gemuk sapi itulah sarapan mereka setiap pagi. Sebelumberangkat parakuli itu tidak minum teh Earlgrey atau cappuccino ,melainkan minum air gula aren dicampur jadam untukmenimbulkan efek ten aga kerbau yang akan digunakan sepanjanghari. Apabila persediaan gemuk sapi menipis dan angin baratsemakin kencang, maka menu yang disajikan sangatlah istimewa,yaitu lauk yang diasap untuk sarapan, lauk yang diasin untuk makansiang, dan lauk yang dipepes untuk makan malam, seluruhnyaterbuat dari ikangabus. DI luar lingkungan urban, berpencar menuju dua arahbesaradalah wilayah rural atau pedesaan. Daerah ini memanjangdalam jarak puluhan kilometer menuju ke barat ibu kota KabupatenTanjong Pandan. Sebaliknya, ke arah selatan akan menelusuri jalurke pedalaman. Jalur ini berangsur-angsur berubah dari aspalmenjadi jalan batu merah dan lama-kelamaan menjadi jalan tanahsetapak yang berakhir di laut. Di sepanjang jalur pedesaan rumah penduduk berserakan,berhadap-hadapan dipisahkan oleh jalan raya. Dulu nenek moyang 44 Laskar Pelangi mereka berladang di hutan. Belanda menggiring mereka ke pinggirjalan raya, agar mudah dikendalikan tentu saja. Orang-orangpedesaan ini hidup bersahaja, umumnya berkebun, mengambil hasilhutan, dan mendapat bonus musiman dari siklus buah-buahan,lebah madu, dan ikan air tawar. Mereka mendiami tanah ulayat dandi belakang rumah mereka terhampar ribuan hektar tanah takbertuan, padang sabana, rawa-rawa layaknya laboratorium alamyang lengkap, dan aliran air bening yang belum tercemar. Kekuatan ekonomi Belitong dipimpin oleh orang staf PN danpara cukong swasta yang mengerjakan setiap konsesi eksploitasitimah. Mereka menempati strata tertinggi dalam lapisan yang sangattipis. Kelas menengah tak ada, oh atau mungkin juga ada, yaitu paracamat, para kepala dinas dan pejabat-pejabat publik yang korupsikecil- kecilan, dan aparat pen egak hukum yang mendapat uang darimenggertaki cukong- cukong itu. Sisanya berada di lapisan terendah, jumlahnya banyak danperbedaannya amat mencolok dibanding kelas di atasnya. Merekaadalah para pegawai kantor desa, karyawan rendahan PN, pencarimadu dan nira, para pemain organ tunggal, semua orang Sawang,semua orang Tionghoa kebun, semua orang Melayu yang hidup dipesisir, para tenaga honorer Pemda, dan semua guru dan kepalasekolah—baik sekolah negeri maupun sekolah kampung—kecualiguru dan kepala sekolah PN. 45 Laskar Pelangi Bab 8 Center of Excellence SEKOLAH-SEKOLAH PN Timah, yaitu TK, SD, dan SMP PNberada dalam kawasan Gedong. Sekolah-sekolah ini berdiri megahdi bawah naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan dikelilingipagar besi tinggi berulir melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggipendidikan. Sekolah PN merupakan center of excellence atautempat bagi semua hal yang terbaik. Sekolah ini demikian kaya rayakarena didukung sepenuhnya oleh PN Timah, sebuah korporasiyang kelebihan duit. Institusi pendidikan yang sangat modern inilebih tepat disebut percontohan bagaimana seharusnya generasimuda dibina. Gedung-gedung sekolah PN didesain dengan arsitektur yang takkalah indahnya dengan rumah bergaya Victoria di kelasnya dicat warna-warni dengan tempelangambarkartun yang edukatif, poster operasi dasar matematika, tabelpemetaan unsur kimia, peta dunia, jam dinding, termometer, fotopara ilmuwan dan penjelajah yang memberi inspirasi, dan adakapstok topi. Di setiap kelas ada patung anatomi tubuh yanglengkap, globe yang besar, white board , dan alat peraga konstelasiplanet-planet. 46 Laskar Pelangi Di dalam kelas-kelas itu puluhan siswa brilian bersaing ketatdalam standar mutu yang sanggat tinggi. Sekolah-sekolah inimemiliki perpustakaan, kantin, guru BP, laboratorium,perlengkapan kesenian, kegiatan ekstra kurikuler yang bermutu,fasilitas hiburan, dan sarana olahraga —termasuk sebuah kolamrenang yang masih disebut dalam bahasa Belanda zwembad. Didepan pintu masuk kolam renang ini tentu saja terpampangperingatan tegas“DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKI HAK”. Di setiap kelas ada kotak P3K berisi obat-obat pertolonganpertama. Kalau ada siswanya yang sakit maka ia akan angsungmendapatkan pertolongan cepat secara profesional atau segeradijemput oleh mobil ambulans yang meraung-raung. Mereka memiliki petugas-petugas kebersihan khusus, guru-guru yang bergaji mahal, dan para penjaga sekolah yangberseragam seperti polisi lalu lintas dan selalu meniup-niup merah bergulung-gulung keren sekali di bahu seragamnya itu.“Jumlah gurunya banyak.. Demikian ujar Bang Amran Isnaini bin Muntazis Ilham—yangpernah sekolah di sana—persis pada malam sebelum esoknya akumasuk pertama kali di SD Muhammadiyah itu. Aku termenung. “Setiap pelajaran ada gurunya masing-masing, walaupun kaubaru kelas satu.” Maka pada malam itu aku tak bsia tidurakibatpusing menghitung berapa banyak jumlah guru di sekolah PN, tentusaja juga selain karena rasa senang akan masuk sekolah besok. Murid PN umumnya anak-anak orang luar Belitong yangbapaknya menjadi petinggi di PN. Sekolah ini juga menerima anakkampung seperti Bang Amran, tapi tentu saja yang orangtuanyasudah menjadi orang staf. Mereka semua bersih-bersih, rapi, kaya,necis, dan pintar-pintar luar biasa. Mereka selalu mengharumkannama Belitong dalam lomba-lomba kecerdasan, bahkan sampaitingkat nasional. Sekolah PN sering dikunjungi para pejabat,pengawas sekolah, atau sekolah lain untuk melakukan semacambenchmarking melihat bagaimana seharusnya ilmu pengetahuan 47 Laskar Pelangi ditransfer dan bagaimana anak-anak kecil dididik secara hari pertama di sekolah PN adalah sebuah perayaanpenuh sukacita. Puluhan mobil mewah berder et di depan sekolahdan ratusan anak orang kaya mendaftar. Ada bazar dan pertunjukanseni para siswa. Setiap kelas bisa menampung hampir sebanyak 40siswa dan paling tidak ada 4 kelas untuk setiap tingkat. SD PN tidakakan membagi satu pun siswanya kepada sekolah-sekolah lain yangkekurangan murid karena sekolah itu memiliki sumber daya yangmelimpah ruah untuk mengakomodasi berapapun jumlah siswabaru. Lebih dari itu, bersekolah di PN adalah sebuah kehormatan,hingga tak seorang pun yang berhak sekolah di situ sudidilungsurkan ke sekolah lain. Ketika mendaftar badan mereka langsung diukur untuk tigamacam seragam harian dan dua macam pakaian olah raga. Merekajuga langsung mendapat kartu perpustakaan dan bertumpuk-tumpuk buku acuan wajib. Seragamnya untuk hari Senin adalahbaju biru bermotif bunga rambat yang indah. Sepatu yangdikenakan berhak dan berwarna hitam mengilat. Sangat gagahketika ber-marching band melintasi kampung. Melihat mereka akusegera teringat pada sekawanan anak kecil yang lucu, putih, danbersayap, yang turun dari awan—seperti yang biasa kita lihat padagambar-gambar buku komik. Setiap pagi para murid PN dijemputoleh bus-bus sekolah ber warna biru. Kepala sekolahnya adalah seorang pejabat penting, IbuFrischa namanya. Caranya ber- make up jelas memperlihatkandirinya sedang bertempur mati-matian melawan usia dan tampakjelas pula, dalam pertempuran itu, beliau telah kalah. Ia seorangwanita keras yang terpelajar, progresif, ambisius, dan sering habis-habisan menghina sekolah kampung. Gerak geriknya diatursedemikian rupa sebagai penegasan kelas sosialnya. Di dekatnyasiapa pun akan merasa terintimidasi. Kalau sempat berbicaradengan beliau, maka ia sama seperti orang Melayu yang barubelajar memasak, bumbunya cukup tiga macam pembicaraantentang fasilitas- fasilitas sekolah PN, anggaran ekstrakurikuler jutaanrupiah, dan tentang murid-muridnya yang telah menajdi dokter,insinyur, ahli ekonomi, pengusaha, dan orang-orang sukses di kotaatau bahkan di luar negeri. Bagi kami yang waktu itu masih kecil, 48 Laskar Pelangi masih berpandangan hitam putih, beliau adalah seorang tokohantagonis. Yang dimaksud dengan sekolah kampung tentu saja adalahperguruan Muhammadiyah dan beberapa sekolah swasta miskinlainnya di Belitong. Selain sekolah miskinitu memang terdapat pulabeberapa sekolah negeri di kampung kami. Namun kondisi sekolahnegeri tentu lebih baik karena mereka disokong oleh sekolah kampung adalah sekolah swadaya yangkelelahan menyokong dirinya sendiri. 49 Laskar Pelangi Bab 9 Penyakit Gila No. 5 FILICIUM decipiens biasa ditanam botanikus untuk mengundangburung. Daunnya lebat tak kenal musim. Bentuk daunnya cekungsehingga dapat menampung embun untuk burung-burung kecilminum. Dahannya pun mungil, menarik hati burung segala dari itu, dalam jarak 50 meter dari pohon ini, di belakangsekolah kami, berdiri kekar menjulang awan sebatang pohon tuaganitri Elaeocarpus sphaericus schum. Tingginya hampir 20 meter,dua kali lebih tinggi dari filicium . Konfigurasi ini menguntungkanbagi burung-burung kecil cantik nan aduhai yang diciptakan untukselalu menjaga jarak dengan manusia sepertinya setiap makhlukyang merasa dirinya cantik memang cenderung menjaga jarak,yaitu red breasted hanging parrots atau tak lain serindit menyerbu filicium , serindit Melayu terlebih dulumelakukan pengawasan dari dahan-dahan tinggi ganitri sambiljungkir balik seperti pemain trapeze . Melangak- longok ke sanakemari apakah ada saingan atau musuh. Buah ganitri yang birumampu menyamarkan kehadiran mereka. Kemampuan burung iniberakrobat menyebabkan ahli ornitologi Inggris menambahkannama hanging pada nama gaulnya itu . Jika keadaan sudah aman 50 Laskar Pelangi
1DIMENSI SOSIAL DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh SUTRI A 310 050 077 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai rasa estetis serta mencerminkan realias sosial kemasyarakatan. Wellek 1993 3 mengemukakan sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat meskipun secara sosial, ekonomi, dan keagamaan keberadaanya tidak merupakan gejala yang universal Chamamah dalam Jabrohim, 2003 9. Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta menggunakan media bahasa sebagai penyampaiannya. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi Aminuddin, 1990 57. Karya sastra memiliki objek yang berdiri sendiri, terikat oleh dunia dalam kata yang diciptakan pengarang berdasarkan realitas sosial dan pengalaman pengarang. Hal ini sejalan dengan pemikiran Pradopo 2002 359 yang mengemukakan bahwa karya sastra secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh pengalaman dari lingkungan pengarang. Sastrawan sebagai anggota masyarakat tidak akan lepas dari tatanan masyarakat dan kebudayaan. Semua itu berpengaruh dalam proses penciptaan karya sastra. Penciptaan karya sastra tidak dapat dipisahkan dengan proses imajinasi pengarang dalam melakukan proses kreatifnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Pradopo 2001 61 yang mengemukakan bahwa karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang ada di sekitarnya. Akan tetapi karya sastra tidak hadir dalam kekosongan budaya. Herder dalam Atmazaki, 1990 44 menjelaskan bahwa karya sastra dipengaruhi oleh lingkungannya maka karya sastra merupakan ekspresi zamannya sendiri sehingga ada hubungan sebab akibat antara karya satra dengan situasi sosial tempat dilahirkannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa karya sastra lahir dari latar belakang dan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. Sebuah karya sastra dipersepsikan sebagai ungkapan realitas kehidupan dan konteks penyajiannya disusun secara terstruktur, menarik, serta menggunakan media bahasa berupa teks yang disusun melalui refleksi pengalaman dan pengetahuan secara potensial memiliki berbagai macam bentuk representasi kehidupan. Ditinjau dari segi pembacanya karya sastra 4merupakan bayang-bayang realitas yang dapat menghadirkan gambaran dan refleksi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Media karya sastra adalah bahasa, fungsi bahasa sebagai bahasa karya sastra membawa ciri-ciri tersendiri. Artinya bahasa sastra adalah bahasa sehari-hari itu sendiri, kata-katanya dengan sendirinya terkandung dalam kamus, perkembangannya pun mengikuti perkembangan masyarakat pada umumnya. Tidak ada bahasa sastra secara khusus, yang ada adalah bahasa yang disusun secara khusus sehingga menampilkan makna-makna tertentu Ratna, 2006 334-335. Karya sastra bukan hanya untuk dinikmati tapi juga dimengerti, untuk itulah diperlukan kajian atau penelitian dan analisis mendalam mengenai karya sastra. Chamamah dalam Jabrohim, 2003 9 mengemukakan bahwa Penelitian sastra merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menghidupkan, mengembangkan, dan mempertajam suatu ilmu. Kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan ilmu memerlukan metode yang memadai adalah metode ilmiah. Keilmiahan karya sastra ditentukan oleh karakteristik kesastraannya. Widati dalam Jabrohim, 2003 31 menjelaskan bahwa Penelitian adalah proses pencarian sesuatu hal secara sistematik dalam waktu yang lama tidak hanya selintas dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku agar penelitiannya maksimal dan dapat dipahami oleh masyarakat luas. 5Dibutuhkannya pemahaman masyarakat terhadap karya sastra yang dihasilkan pengarang maka penelitian ini menggunakan metode penelitian Sosiologi Sastra. Sosiologi Sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya Ratna, 2003 3. Sosiologi Sastra diterapkan dalam penelitian ini karena tujuan dari Sosiologi Sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan dalam hal ini karya sastra dikonstruksikan secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala individual tetapi gejala sosial Ratna, 2003 11. Novel merupakan salah satu ragam prosa di samping cerpen dan romanselain puisi dan drama, di dalamnya terdapat peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokohnya secara sistematis serta terstruktur. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sudjiman, 1990 55 yang menyatakan bahwa novel adalah prosa rekaan yang panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh, dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar belakang secara terstruktur. Diantara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama, genre prosalah, khususnya novel, yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang dapat dikemukakan, di antaranya a novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah 6kemasyarakatan yang paling luas, b bahasa novel cenderung merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum digunakan dalam masyarakat. Oleh karena itulah, dikatakan bahwa novel merupakan genre yang paling sosiologis dan responsif sebab sangat peka terhadap fluktuasi sosiohistoris Ratna, 2006 335-336. Novel Laskar Pelangi karya novelis Andrea Hirata buah karya yang mencengangkan. Sebagai karya pertama yang ditulis seseorang yang tidak berasal dari lingkungan sastra, dan tidak tunduk pada selera pasar. Kelebihan novel Laskar Pelangi LP adalah ceritanya diangkat dari kehidupan nyata. Novel-novel sekarang biasanya hanya menceritakan tentang percintaan dan ekspose seksualitas tetapi tidak pada novel Laskar Pelangi LP. Novel ini mengisahkan sepuluh anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera Selatan. Mereka bersekolah di sebuah SD Muhammadiyah di Belitong yang bangunannya hampir rubuh dan di malam hari menjadi kandang ternak. Sekolah itu hampir ditutup karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal. Keberuntungan atau lebih tepatnya takdir, masih berpihak pada sepuluh anak kampung Pulau Belitong tersebut. Sebelum sekolah tersebut ditutup, ada salah satu siswa yang bernama Harun mendaftarkan diri. Akhirnya, sekolah ini tetap eksis dan bisa terus melanjutkan pendidikannya untuk anak-anak Belitong. Kelebihan yang dimiliki pengarang Andrea Hirata di dalam karya-karyanya yaitu dari segi stilistik yang menarik, mengungkapkan 7setiap kejadian secara sistematis, terarah dan kronologis, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji masalah-masalah yang terdapat di dalam novel tersebut. Dimensi sosial dalam hal kesenjangan perekonomian dan kemiskinan membawa tokoh-tokoh dalam novel ini, anak-anak sekolah yang serba kekurangan tetapi memiliki sumber inspirasi yang kuat yang terjelma pada guru-gurunya. Inspirasi ini menjadi motivasi membentuk pribadi yang mandiri dan menjadi sarana mencapai cita-citanya. Perekonomian dan kemiskinan yang menjadi inti novel tersebut. Kesenjangan ini mendorong semangat kaum muda yang mencintai tanah kelahirannya, Belitong untuk belajar dengan penuh ketekunan diakses Senin, 30 Juni 2008. Kesenjangan sosial dalam hal kemiskinan dan perekonomian tampak jelas dengan adanya sekolah khusus yang dibentengi dengan tembok tinggi bagi karyawan PN Timah yang menyediakan sarana-prasarana pendidikan memadai, fasilitas yang lengkap, dan kehidupan yang layak sedangkan SD Muhammadiyah tidak mempunyai semua fasilitas yang dimiliki oleh sekolah PN Timah, semangat anak-anak kampung miskin tersebut untuk berjuang dengan gigihnya agar dapat belajar tidak pernah padam walaupun dalam keadaan yang serba terbatas. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing, atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang sehingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama. 8Terbitnya Laskar Pelangi membawa Andrea Hirata Bersama Menteri Agama Maftuh Basyuni, Deddy Mizwar, Habiburrahman El Shirazy, Yusuf Mansyur, dan Ratna Megawangi, dipilih oleh Republika sebagai Tokoh Perubahan 2007 The Sound of Moral diakses Senin, 30 Juni 2008. Novel Laskar Pelangi pada awalnya ditulis Andrea Hirata sebagai hadiah ulang tahun gurunya ibu Muslimah tetapi naskah tersebut hilang “tercuri†namun, di luar dugaan, akibat "tercuri"nya naskah tersebut oleh seorang sahabat, maka Laskar Pelangi pun diterbitkan. Nama Andrea Hirata meroket di kancah sastra. Tidak tanggung-tanggung, angka penjualan buku itu mencapai setengah juta eksemplar. Kesuksesannya pun berulang dengan diterbitkannya dua novel berikutnya, Sang Pemimpi dan Edensor. Sedangkan buku ke-4-nya yakni Maryamah Karpov akan terbit setelah Laskar Pelangi di filmkan dan disutradarai oleh Riri Riza dengan produser Mira Lesmana diakses Senin, 30 Juni 2008. Suksesnya Laskar Pelangi yang mengangkat kehidupan kaum pinggiran nan miskin dan terlupakan di Pulau Belitong sekarang Provinsi Bangka Belitung menjadikan tokoh Ikal, Lintang, Mahar dkk sebagai pahlawan-pahlawan baru menggantikan tokoh `si Cowok Idaman’ dalam kebanyakan karya teenlit atau tokoh ‘Nayla’ si Trauma Seks’ dalam kebanyakan sastra kelamin saat ini. Maka tak heran, bila sejumlah kritikus sastra memandang Laskar Pelangi sebagai fenomena baru, baik di ranah 9kesusastraan maupun perfilman nasional. Hampir semua komentar pembaca memberikan pujian, mulai dari cerpenis Linda Christanty, sineas Garin Nugroho dan Riri Riza, kritikus sastra Nicola Horner, pecinta sastra Diphie Kuron, novelis Ahmad Tohari, sastrawan Korrie Layun Rampan, Kak Seto, pemikir dan mantan Ketua Umum Muhamadiyah Prof. Dr. Syafii Ma’arif, sampai penyair-kritikus sastra Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono diakses Senin, 30 Juni 2008. Novel Andrea Hirata menarik karena beberapa hal. Pertama, ia menceritakan kehidupan suatu daerah yang hampir tak pernah masuk dalam pengetahuan sastra Indonesia, yakni Pulau Belitong. Pulau timah ini hanya dikenal dalam pembicaraan ekonomi dari pertambangannya oleh pemerintah, tetapi tidak dikenal perikehidupan penduduk pribuminya. Karya Andrea ini memberikan informasi tangan pertama tentang kehidupan masyarakat Belitong yang "menderita" tersebut. Kedua, Andrea mengangkat suatu tema yang menarik tentang bagaimana seorang anak yang dilahirkan dan hidup dalam kemiskinan serta perekonomian keluarga yang tak menentu akhirnya mencapai status terpandang dengan melanjutkan studinya ke Eropa. Inilah cerita keajaiban. Bardasarkan uraian diatas dapat dijelaskan secara rinci alasan penelitian adalah sebagai berikut 1. Novel Laskar Pelangi menampilkan tokoh anak-anak sekolah yang serba kekurangan tetapi memiliki sumber inspirasi kuat terjelma pada 10guru-gurunya. Inspirasi ini menjadi motivasi membentuk pribadi yang mandiri dan menjadi sarana mencapai cita-citanya. 2. Sepengetahuan penulis, novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata belum dianalisis secara khusus dengan pendekatan Sosiologi Sastra terutama berhubungan dengan dimensi sosial perekonomian dan kemiskinan. 3. Analisis terhadap novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dengan pendekatan Strukturalisme Genetik Lucien Goldman diperlukan untuk mengetahui dimensi sosial perekonomian dan kemiskinan. Berdasarkan paparan di atas, maka novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dianalisis dengan tinjauan Sosiologi Sastra untuk mengetahui dan mendeskripsikan dimensi sosial terkait dengan kesenjangan perekonomian yang di fokuskan pada masalah kemiskinan. B. Pembatasan Masalah Mencegah adanya kekaburan masalah dan untuk mengarahkan penelitian ini agar lebih intensif dan efisien dengan tujuan yang ingin dicapai, diperlukan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi masalah dimensi sosial yang terkait dengan kesenjangan perekonomian dan difokuskan pada masalah kemiskinan dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. 11C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimanakah struktur yang membangun novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata? 2. Bagaimanakah dimensi sosial dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dengan tinjauan Sosiologi Sastra? D. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan struktur yang membangun novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. 2. Mendeskripsikan dimensi sosial dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dengan tinjauan Sosiologi Sastra. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan penelitian secara optimal, mampu menghasilkan laporan yang sistematis dan bermanfaat secara umum. 1. Manfaat teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai studi analisis terhadap sastra di Indonesia, terutama dalam bidang penelitian novel Indonesia yang memanfatkan teori Sosiologi Sastra. 12b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengaplikasikan teori sastra dan teori Sosiologi dalam mengungkapkan novel Laskar Pelangi. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian karya sastra Indonesia dan menambah wawasan kepada pembaca tentang dimensi sosial dalam hal kesenjangan perekonomian dan kemiskinan. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentang dimensi sosial terkait dengan kesenjangan perekonomian dan kemiskinan. c. Melalui pemahaman mengenai perkembangan dimensi sosial terkait dengan kesenjangan perekonomian dan kemiskinan diharapkan dapat membantu pembaca dalam mengungkapkan makna yang terkandung dalan novel Laskar Pelangi. F. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian agar mempunyai orisinilitas perlu adanya tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang penelitian dan analisis sebelumnya yang telah dilakukan. Tinjauan terhadap hasil penelitian dan analisis sebelumnya ini akan dipaparkan yang berkaitan dengan novel Laskar Pelangi. 13Analisis mengenai novel Laskar Pelangi sebelumnya telah dilakukan, antara lain oleh Ahmad Shofi 2008 dalam analisisnya yang berjudul “Potret Pendidikan Kaum Marginal di Indonesia Sebuah Pembelajaran Hidup Analisis Terhadap Novel Laskar Pelangi†mengemukakan bahwa Pendidikan menjadi barang mewah yang harus diperjuangkan dengan segala keterbatasan di tengah himpitan ekonomi dan kemiskinan, serta dengan semangat dan ketegaran menghadapi permasalahan mengubur keterpurukan yang menghambat para tokoh dalam novel Laskar Pelangi. Persamaan penelitian ini dengan analisis di atas adalah penggunaan objek penelitian berupa novel Laskar Pelangi sedangkan perbedaan analisis di atas dengan penelitian ini adalah analisis di atas membahas potret pendidikan kaum marginal di Indonesia, sedangkan penelitian ini membahas mengenai dimensi sosial terkait dengan kesenjangan sosial dalam hal perekonomian dan difokuskan pada masalah kemiskinan. Djafar 2008 dalam analisisnya yang berjudul “Dari Aspek Saintifik Tetralogi Laskar Pelangi†mengemukakan bahwa Laskar Pelangi merupakan novel bergaya Saintifik karena mensastrakan Fisika, Kimia, Biologi dan Astronomi, adanya penegasan perbedaan antara Astronomi dan Astrologi dalam novel Laskar Pelangi, serta tokoh Mahar dan Flo yang mengidap over belief keimanan yang berlebihan yang tergabung dalam Societeit Limpai. 14Persamaan analisis tersebut dengan penelitian ini adalah menggunakan novel Laskar Pelangi sebagai objek, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan analisis di atas adalah penelitian ini mengkaji dimensi sosial terkait dengan kesenjangan perekonomian dan difokuskan pada masalah kemiskinan sedangkan dalam analisis di atas mengkaji aspek saintifik. Jakob Sumardjo 2008 dalam analisisnya “Kritik Buku Biografi Atau Novel, Fakta Atau Fiksi?†pengamat sastra ini memberikan simpulan bahwa Laskar Pelangi sebagai biografi atau otobiografi Memoar dari sebagian apisode hidup Andrea Hirata, dan Laskar Pelangi merupakan realitas fakta kehidupan Andrea Hirata. Persamaan penelitian ini dengan analisis di atas adalah dalam hal penggunaan objek yaitu novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Perbedaan penelitian ini dengan analisis di atas terletak pada pokok bahasan yang dikaji, dalam penelitian ini mengkaji dimensi sosial terkait dengan kesenjangan sosial dalam bidang perekonomian dan difokuskan pada masalah kemiskinan, sedangkan dalam analisis di atas mengkaji tentang kritik buku, apakah Laskar Pelangi berupa biografi atau novel?, fiksi atau fakta? dapat disimpulkan bahwa Laskar Pelangi sebagai biografi atau otobiografi Memoar dari sebagian apisode hidup Andrea Hirata, dan 15G. Landasan Teori 1. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural dapat pula disebut dengan pendekatan intrinsik, yakni pendekatan yang berorientasi kepada karya sebagai jagad yang mandiri terlepas dari dunia eksternal di luar teks. Analisis ditujukan kepada teks itu sendiri sebagai kesatuan yang tersusun dari bagian-bagian yang saling berjalin dan analisis dilakukan berdasarkan pada parameter intrinsik sesuai keberadaan unsur-unsur internal Siswantoro, 2005 19. Tujuan analisis struktural adalah membongkar, memaparkan, secermat mungkin keterkaitan dan keterjalinan dari berbagai aspek yang secara bersama-sama membentuk makna Teeuw, 1984 135-136. Menurut Siswantoro 2005 20 pendekatan struktural membedah novel, misalnya dapat dilihat dari sudut plot, karakter, setting, point of view, tone, dan theme sebagaimana unsur-unsur itu saling berinteraksi. Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia seperti cinta, derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan, penghianatan manusia terhadap dirinya sendiri, atau bahkan usia lanjut. Sama seperti makna 16pengalaman manusia, tema membuat cerita lebih fokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir cerita akan pas, sesuai, dan memuaskan berkat keberadaan tema. Adapun cara yang paling efektif untuk mengenali tema sebuah karya adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya Stanton, 2007 37-42 Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks. Setiap karya fiksi setidak-tidaknya memiliki ‘konflik internal’ yang tampak jelas yang hadir melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter dengan lingkungannya. Klimaks adalah saat ketika konflik terasa sangat intens sehingga ending tidak dapat dihindari lagi. Klimaks merupakan titik yang mempertemukan kekuatan-kekuatan konflik dan menentukan bagaimana oposisi tersebut dapat terselesaikan Stanton, 2007 26-32. Mengenai tokoh, Semi 1988 39 mengemukakan bahwa pada umumnya fiksi mempunyai tokoh utama a central character yaitu orang yang ambil bagian dalam sebagian besar peristiwa dalam cerita, biasanya peristiwa atau kejadian-kejadian itu menyebabkan terjadinya perubahan sikap terhadap diri tokoh atau perubahan pandangan kita sebagai pembaca terhadap diri tokoh tersebut. 17Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu hari, bulan, dan tahun, cuaca, atau satu periode sejarah Stanton, 2007 35. Pembahasan struktur novel Laskar Pelangi hanya terbatas pada masalah tema, alur, tokoh, dan latar. Alasannya adalah keempat unsur tersebut sesuai dengan tujuan penelitian dan objek yang dikaji yaitu mengenai dimensi sosial kesenjangan perekonomian dan kemiskinan. Tema menentukan inti cerita dari novel tersebut, alur untuk mengetahui bagaimana jalan cerita, penokohan digunakan untuk mengetahui bagaimana karakteristik setiap tokoh sebagai landasan untuk menggali data kesenjangan perekonomian dan kemiskinan. Menurut Nurgiyantoro 2007 37 langkah-langkah dalam menerapkan teori strukturalisme adalah sebagai berikut. a. mengidentifikasikan unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra secara lengkap dan jelas meliputi tema, tokoh, latar, dan alur; b. menggali unsur-unsur yang telah diidentifikasi sehingga diketahui bagaimana tema, tokoh, latar, dan alur dari sebuah karya sastra; c. mendeskripsikan fungsi masing-masing unsur sehingga diketahui 18d. menghubungkan masing-masing unsur sehingga diketahui tema, tokoh, latar, dan alur dalam sebuah karya sastra. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam analisis karya sastra, dalam hal ini novel, dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi, mengkaji, mendeskripsikan fungsi dan kemudian menghubungkan antara unsur intrinsik yang bersangkutan. 2. Teori Strukturalisme Genetik Dewasa ini telah banyak dikenal berbagai macam pendekatan dalam penelitian sastra salah satunya yaitu pendekatan strukturalisme genetik. Strukturalisme genetik adalah cabang penelitian dalam karya sastra yang tidak meninggalkan faktor genetik atau asal-usul diciptakannya sebuah karya yakni unsur sosial. Jadi strukturalisme genetik merupakan penggabungan antara struktural dengan sosiologi sastra. Strukturalisme genetik dikembangkan atas dasar penolakan terhadap analisis strukturalisme murni, analisis terhadap unsur-unsur intrinsik. Strukturalisme genetik ditemukan oleh Lucien Goldmann, seorang filsuf dan sosiolog Rumania-Perancis. Teori tersebut dikemukakan dalam bukunya yang berjudul The Hien God a Study of Tragic Vision in The Pensees of Pascal and the Tragedies of Racine, dalam bahasa Perancis terbit pertamakali tahun 1956 Ratna, 2006 121-122. 19Secara definitif strukturalisme genetik adalah analisis struktur dengan memberikan perhatian terhadap asal-usul karya. Secara ringkas berarti bahwa strukturalisme genetik sekaligus memberikan perhatian terhadap analisis secara intrinsik dan ekstrinsik Ratna, 2006 123. Endraswara 2003 55-56 mengemukakan bahwa strukturalisme genetik adalah cabang penelitian sastra struktural yang tidak murni. Strukturalisme genetik merupakan penggabungan antara struktural dengan metode penelitian sebelumnya. Dalam beberapa analisis novel, Goldmann selalu menekankan latar belakang sejarah, karya sastra, disamping memiliki unsur otonom juga tidak bisa lepas dari unsur ekstrinsik. Teks sastra sekaligus mereprentasikan kenyataan sejarah yang mengkondisikan munculnya karya sastra. Sapardi Djoko Damono 1979 46 berpendapat bahwa “metode yang dipergunakan Goldmann untuk mencari hubungan karya dengan lingkungan sosialnya adalah strukturalisme historis, yang diistilahkannya sebagai “strukturalisme genetik yang digeneralisirâ€, Goldmann sebelumnya meneliti struktur-struktur tertentu dalam teks kemudian menghubungkan struktur-struktur tersebut dengan kondisi sosial dan historis yang konkret dengan kelompok sosial dan kelas sosial yang mengikat si pengarang dan dengan pandangan dunia kelas yang bersangkutan. Penelitian strukturalisme genetik memandang karya sastra dari dua sudut yaitu intrinsik dan ekstrinsik studi diawali dari kajian unsur 20intinsik. Kesatuan dan koherensinya sebagai data dasarnya. Selanjutnya, penelitian akan menghubungkan berbagai unsur dengan realitas masyarakatnya, karya dipandang sebagai sebuah refleksi zaman, yang dapat mengungkapkan aspek siosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa penting dari zamannya akan dihubungkan langsung dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra Endraswara 2003 56. Lucien Goldmann dalam Nyoman Kutha Ratna, 2006 122 mengungkapkan bahwa “Struktur mesti disempurnakan menjadi stuktur bermakna, di mana setiap gejala memiliki ahli apabila dikaitkan dengan struktur yang lebih luas, demikian seterusnya sehingga setiap unsur menopang totalitasâ€. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap unsur dalam karya sastra, baik itu unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya, masing-masing tidak dapat bekerja sendiri untuk menciptakan sebuah karya yang bernilai tinggi. Semua unsurnya harus melebur menjadi satu untuk mencapai totalitas makna. Untuk menopang teori tersebut Goldmann membangun seperangkat kategori yang saling bertalian satu sama lain sehingga membentuk apa yang disebutnya sebagai strukturalisme genetik. Kategori-kategori itu adalah a Fakta kemanusiaan, b Subjek kolektif dan c Pandangan dunia pengarang dalam Faruk, 1994 12. 21Fakta kemanusiaan menurut Faruk 1994 12 adalah seluruh hasil perilakku manusia, baik yang verbal maupun yang fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan. Fakta tersebut dapat berupa aktivitas sosial tertentu, aktifitas politik tertentu, maupun kreasikultural seperti filsafat, seni rupa, seni patung dan seni sastra. Fakta kemanusiaan pada hakikatnya ada dua, yaitu fakta individual dan fakta sosial. Fakta yang kedua memiliki peranan dan sejarah, sedangkan pertama tidak, sebab hanya merupakan hasil perilaku libidal seperti mimpi, tingkah laku orang gila, dan sebagainya. Goldman dalam Faruk, 1994 13 menjelaskan bahwa “ semua fakta kemanusiaan merupakan suatu struktur yang berartiâ€. Yang dimaksudkannya adalah bahwa fakta-fakta itu sekaligus mempunyai struktur tertentu dari arti tertentu. Oleh karena itu, pemahaman mengenai fakta-fakta kemanusiaan harus mempertimbangkan struktur dan artinya dalam Faruk, 1994 13. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta kemanusiaan adalah seluruh hasil perilaku manusia yang mempunyai struktur dan arti tertentu yang berdasarkan pada fakta-fakta yang ada. b. Subjek Kolektif Goldmann dalam Faruk, 1994 14 mengemukakan bahwa fakta kemanusiaan, bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja, 22melainkan merupakan hasil aktivitas manusia sebagai subjeknya. Dalam hal ini subjek fakta kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu subjek individual dan subjek kolektif. Perbedaan itu sesuai dengan perpedaan jenis fakta kemanusiaan. Subjek individual merupakan subjek fakta indifidual libinal, sedangkan subjek kolektif merupakan subjek fakta sosial historis. Revolusi sosial, politik, ekonomi, dan karya-karya kultural yang besar merupakan kenyataan sosial yang tidak akan mampu menciptakannya. Yang dapat menciptakannya adalah subjek transindividual. Subjek trans-individual adalah subjek yang mengatasi individu, yang di dalam individu hanya merupakan bagian. Subjek trans-individual bukanlah kumpulan individu-individu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan, satu kolektivitas. Menurut Goldmann dalam Faruk, 1994 15 kosep subjek kolektif atau trans-individual masih sangat kabur karena subjek kolektif itu dapat berupa kelompok kekerabatan, kelompok kerja, kelompok teritorial, dan sebagainya. Untuk memperjelasnya, Goldmann mengelompokkannya sebagai kelas sosial. Kelas sosial tersebut menurut Goldmann merupakan bukti dalam sejarah sebagai kelompok yang telah menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan dan yang telah mempengaruhi perkembang sejarah umat manusia. 23c. Pandangan Dunia Pengarang Pandangan dunia merupakan istilah yang cocok bagi kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan-perasaan yang menghubungkan secara bersama-sama anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu dan mempertentangkannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya. Selain itu, dia juga berpendapat, bahwa pandangan dunia merupakan produk interaksi antara subjek kolektif dengan situasi sekitarnya sebab pandangan dunia tidak lahir dengan tiba-tiba Goldmann dalam Faruk, 1994 16. Visi duniawi merupakan kesadaran kolektif terhadap totalitas pikiran yang ekspresinya dapat berupa aspirasi atau perasaan yang sama sekali bukan sekedar kenyataan empiris, itulah sebabnya, menurut Goldmann visi duniawi selalu muncul seiring dengan krisis sosial. Oleh karena itu sebagai pelopor strukturalisme genetik Goldmann beranggapan bahwa visi duniawi adalah ekspresi teoritik dari suatu kelas sosial pada saat bersejarah tertentu. Vision du monde selalu mencerminkan pandangan kelas sosial karena tumbuh dan berkembang dari situasi sosial-ekonomi tertentu yang dihadapi suatu komunitas Wibowo, 2003 30-31. Menurut Goldman dalam Suwardi Endraswara, 2003 57 karya sastra sebagai struktur memiliki makna merupakan wakil pandangan dunia penulis tidak sebagai individu melainkan sebagai 24anggota masyarakatnya. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa strukturalisme genetik merupakan penelitian sastra yang menghubungkan antara struktur sastra dengan struktur masyarakat melalui pandangan dunia atau ideologi yang diekspresikanya. Karena itu, karya sastra tidak akan dapat dipahami secara utuh jika totalitas kehidupan masyarakat yang telah melahirkan teks sastra diabaikan begitu saja. Pengabaian unsur masyarakat bisa mengakibatkan penelitian menjadi pincang. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan dunia adalah keseluruhan gagasan, aspirasi, dan perasaan yang menghubungkan secara bersama-sama anggota-anggota suatu kelompok sosial yang lain yang diwakili oleh pengarang sebagai bagian dari masyarakat. 3. Teori Sosiologi Sastra Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitian-penelitin dengan memanfaatkan teori strukturalisme dianggap mengalami kemunduran, stagnasi, bahkan dianggap sebagai involusi. Analisis strukturalisme dianggap mengabaikan relevansi masyarakat yang merupakan asal-usulnya. Dipicu oleh kesadaran bahwa karya sastra harus difungsikan sama dengan aspek-aspek kebudayaan lain maka dilakukanlah pengembalian karya sastra di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sistem komunikasi secara keseluruhan. Ratna 2006 332-333 25mengemukakan bahwa sastra memiliki kaitan erat dengan masyarakat sebagai berikut a. Karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin, sedangkan ketiga subjek tersebut adalah anggota masyarakat. b. Karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat, yang pada gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat c. Medium karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dipinjam melalui kompetansi masyarakat, yang dengan sendirinya telah mengandung masalah-masalah kemasyarakatan d. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat-istiadat, dan tradisi yang lain, dalam karya sastra terkandung estetika, etik, bahkan logika. Masyarakat jelas sangat berkepentingan terhadap ketiga aspek tersebut. e. Sama dengan masyarakat, karya sastra dalah hakikat intersubjektivitas, masyarakat menemukan citra dirinya dalam suatu karya. Tujuan dari Sosiologi Sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan Ratna, 2003 11 dalam hal ini karya sastra dikonstruksikan secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka 26empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala individual tetapi gejala sosial. Sosiologi sastra sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara sastra, sastrawan, dan masyarakat sangat penting karena Sosiologi Sastra tidak hanya membicarakan karya sastra itu sendiri melainkan hubungan masyarakat dan lingkungannya serta kebudayaan yang menghasilkannya. Atmazaki 1990 7 menyatakan bahwa pendekatan Sosiologi Sastra mempunyai tiga unsur di dalamnya. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut a. Konteks sosial pengarang Faktor-faktor yang mempengaruhi pengarang dalam menciptakan karya sastra. Faktor-faktor tersebut antara lain mata pencaharian, profesi kepegawaian, dan masyarakat lingkungan pengarang. b. Sastra sebagai cerminan masyarakat karya sastra mengungkapkan gejala sosial masyarakat dimana karya itu tercipta dalam sastra akan terkandung nilai moral, politik, pendidikan, dan agama dalam sebuah masyarakat. 27Fungsi sastra dalam hal ini adalah nilai seni dengan masyarakat, apakah di antara unsur tersebut ada keterkaitan atau saling berpengaruh. Dari berbagai pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis Sosiologi Sastra bertujuan untuk memaparkan dengan cermat fungsi dan keterkaitan antarunsur yang membangun sebuah karya sastra dari aspek kemasyarakatan pengarang, pembaca, dan gejala sosial yang ada. 4. Dimensi Sosial Dimensi sosial mencakup berbagai permasalah sosial yang dihadapi oleh manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial, diantaranya adalah kesenjangan perekonomian dan kemiskinan. Kesenjangan perekonomian merupakan jurang pemisah atau ketidakseimbangan dalam tindakan berekonomi. Pemikir Jerman abad ke-19 memosisikan ekonomi di dua term yang hampir sama peradaban civilization dan kebudayaan culture. Menurut definisi ini, peradaban dimaknai sebagai produk fisik, teknologi, mekanik dan aspek kebendaan sedangkan kebudayaan lebih dimaknai lebih tinggi karena menyangkut intelektualitas, seni, moral dan spiritual. Ekonomi lebih dominan di tempatkan pada ruang peradaban, sehingga ekonomi kurang dihargai. Ekonomi dan kemiskinan menempati ruang kebudayaan karena sejatinya tidak berdiri sendiri, sebagaimana dikatakan oleh Arthur lewis, penerima Hadiah Nobel Ekonomi tahun 281978, nilai-nilai yang dianut atau sistem budaya seseorang, kelompok atau suatu bangsa sangat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi, bergantung pada kemauan untuk melakukan ekonomisasi. Kemauan bergantung pada nilai-nilai yang mencerminkan kepercayaan yang umumnya bersumber pada agama diakses Jum’at, 24 Oktober 2008. Kemiskinan adalah hal yang selalu dihadapi manusia dan sama tuanya dengan permasalahan kemanusian serta merupakan sesuatu hal yang nyata. Menurut Suparlan 1993 xi kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong orang miskin. Pemahaman pengertian kemiskinan dalam ilmu-ilmu sosial dilakukan dengan tolok-ukur. Tolok-ukur yang umum dipakai adalah berdasarkan tingkat pendapatan per waktu kerja dan kebutuhan relatif per keluarga yang batasan-batasannya dibuat berdasarkan kebutuhan minimal yang harus dipenuhi agar dapat melangsungkan hidup layak. Ahli ilmu-ilmu sosial berpendapat bahwa sebab utama yang melahirkan kemiskinan adalah sistem ekonomi yang berlaku dalam 29masyarakat yang bersangkutan tetapi kemiskinan bukanlah suatu gejala yang terwujud semata-mata hanya karena sistem ekonomi. Kenyataannya, kemiskinan merupakan perwujudan dari hasil interaksi yang melibatkan hampir semua aspek yang dimiliki manusia dalam kehidupannya Suparlan, 1993 xi-xii. Kemiskinan dikategorikan atas 2 dua kelompok besar, yaitu kemiskinan temporer temporary poverty serta kemiskinan struktural structural poverty. Kemiskinan temporer ini adalah kemiskinan yang sifatnya sementara di mana suatu kali miskin dan suatu kali dapat melewati batas kemiskinan ketahap sejahtera. Kelompok yang masuk ke dalam kategori kemiskinan temporer ini masih memiliki peluang untuk masuk ke wilayah sejahtera walaupun tingkat sejahtera yang paling rendah. Kemiskinan struktural adalah suatu kondisi di mana sekelompok orang berada di dalam wilayah kemiskinan, dan tidak ada peluang bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan, bahkan juga anak-anaknya. Mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan, penanggulangan kemiskinan struktural secara teoritis ada 2 dua hal, yaitu 1 gizi yang baik semasa balita, serta 2 pendidikan yang memadai. Dengan dua hal tersebut, kemiskinan struktural bisa diatasi perlahan-lahan diakses Jum’at 24 Oktober 2008. Kemiskinan struktural merupakan sebuah kemiskinan yang hadir dan muncul bukan karena takdir, bukan karena kemalasan, dan bukan karena karena nasab. Kemiskinan jenis ini, lanjut beberapa 30pakar adalah kemiskinan yang muncul dari suatu usaha pemiskinan, suatu usaha untuk menciptakan jurang semakin dalam antara yang kaya dengan yang miskin. Kemiskinan struktural, lanjut para pakar strukturalis, adalah kemiskinan yang timbul dari adanya korelasi struktur yang timpang, timbul dari tidak adanya hubungan yang simetris dan sebangun yang menempatkan manusia sebagai obyek. Kemiskinan struktural timbul karena adanya hegemoni karena adanya kebijakan negara dan pemerintah atau orang-orang yang berkuasa, sehingga orang yang termarjinalkan semakin termarjinalkan diakses Jum’at 24 Oktober 2008 Kemiskinan bukan hanya persoalan para ekonom, para politisi, ilmuwan sosial, dan para perencana pembangunan yang lebih banyak bersandar pada kekuatan teoretis, menghitung gross national product GNP dan naik turunnya angka kelahiran natality atau kematian mortality. Kemiskinan sejatinya merupakan persoalan multidimensional yang menyertakan kebudayaan, agama, nilai moralitas, dan adat istiadat. H. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif hanya merupakan gambaran bagaimana setiap variabelnya dengan posisinya yang khusus akan dikaji dan dipahami keterkaitannya dengan variabel yang lain. Tujuannya adalah untuk menggambarkan bagaimana kerangka berpikir 31yang digunakan peneliti untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti. Dengan pemahaman peta secara teoritik beragam variabel yang terlibat dalam penelitian, peneliti berusaha menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel yang terlibat, sehingga posisi setiap variabel yang akan dikaji menjadi jelas Sutopo, 2002 141. Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut I. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang Novel Laskar Pelangi Sosiologi sastra Struktural Tema, penokohan, alur, dan setting Dimensi sosial Simpulan perekonomian dan Kesenjangan kemiskinan 32menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1990 31. Menurut Aminudin 1990 16, metode deskriptif kualitatif artinya yang menganalisis bentuk deskripsi, tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antar variabel. Penelitian kualitatif melibatkan ontologis. Data yang dikumpulkan berupa kosakata, kalimat, dan gambar yang mempunyai arti Sutopo, 2002 35. 2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah unsur yang sama-sama dengan sasaran penelitian yang membentuk data dan konteks data Sudaryanto, 1988 30. Objek dalam penelitian ini adalah dimensi sosial terkait dengan kesenjangan perekonomian dan kemiskinan yang terdapat dalam novel LaskarPelangi karya Andrea Hirata. 3. Data dan Sumber Data a. Data Data dalam penelitian ini adalah data deskriptif yang berupa uraian cerita, ungkapan, pernyataan, kata-kata tertulis, dan perilaku yang diamati Arikunto, 1993 6. Data dalam penelitian kualitatif adalah data yang berupa data deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah kata, kalimat, dan ungkapan dalam setiap paragraf dalam novel Laskar Pelangi Karya 33Andrea Hirata yang mengandung dimensi sosial terkait dengan kesenjangan sosial. b. Sumber Data Sumber data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, adapun data yang diperoleh dari sumber data tersebut adalah sebagai berikut 1 Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data asli, sumber tangan pertama dari penyelidik. Sumber data primer yaitu data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan khusus Surachmad, 1990 163. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Laskar Pelangi, terbit pada bulan Maret 2008, cetakan kedua puluh. Novel Laskar Pelangi terbit pertama kali pada bulan September tahun 2005. 2 Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dan terlebih dahulu dikumpulkan oleh orang luar penyelidik, walaupun yang dikumpulkan itu sebenarnya data asli Surachmad, 1990 163. Selain itu data sekunder merupakan data yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Data sekunder membantu peneliti dalam menganalisis data primer 34dalam sebuah penelitian berupa analisis di Internet dan buku-buku acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Subroto 1992 34 data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam dalam arti luas yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilih penulis. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik pustaka adalah teknik menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak adalah suatu metode pemerolehan data yang dilakukan dengan cara menyimak suatu penggunaan bahasa Sudaryanto dalam Mahsun, 2005 90. Teknik simak dan teknik catat berarti peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer yakni sasaran peneliti yang berupa teks novel Laskar Pelangi dalam memperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan kemudian dicatat sebagai sumber data. Dalam data yang dicatat itu disertakan kode sumber datanya untuk mengecek ulang terhadap sumber data ketika diperlukan dalam rangka analisis data Subroto, 1992 42. 35Validitas data atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpukan data dengan berbagai teknik yang benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitian. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung dari ketepatan memiliki sumber data dan teknik pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas datanya. Penelitian ini menggunakan anggulasi data, yaitu melakukan cross check antara data yang satu dengan data yang lain. Lexy J. Moleong 2004 179 menyatakan bahwa teknik keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Dengan menggunakan data perbandingan antara data dari sumber data yang satu dengan sumber data yang lain sehingga keabsahan dan kebenaran data akan diuji oleh sumber data yang berbeda. Data yang telah diperoleh dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang telah dianalisis sebelumnya, yang berhubungan dengan data yang diteliti, serta menggunakan pendapat para pakar sosiologi maupun sastra. Masing-masing data kemudian di cross check untuk menentukan kevalidan data. 6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis novel 36analisis data secara dialektik yang dilakukan dengan menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam novel Laskar Pelangi dengan fakta-fakta kemanusiaan yang diintegrasikan ke dalam satu kesatuan makna. Untuk menganalisis karya sastra dengan pendekatan strukturalisme genetik, Goldmann kemudian mengembangkan sebuah metode yang disebutnya sebagai metode dialektik. Menurutnya, metode semacam ini merupakan metode yang khas dan berbeda dari metode positrius, metode intuitif, dan metode biografis yang bersifat psikologis Faruk, 1994 19. Goldmann dalam Faruk, 1994 20 mengungkapkan bahwa sudut pandang dialektik tidak pernah ada titik awal yang secara mutlak sahih, tidak ada persoalan yang secara final pasti terpecahkan. Oleh karenanya, dalam sudut pandang tersebut pikiran tidak pernah bergerak seperti garis lurus. Setiap fakta memiliki arti jika ditempatkan dalam keseluruhan. Sebaliknya, keseluruhan dapat dipahami dengan pengetahuan yang utuh. Keseluruhan gagasan tidak dapat dipahami tanpa bagian dan bagian juga tidak dapat dimengerti tanpa keseluruhan, proses pencapain pengetahuan dengan metode dialektik menjadi semacam gerak yang melingkar terus menerus, tanpa diketahui titik pangkal ujungnya. Goldmann dalam Faruk, 1994 20 berpendapat bahwa kerangka berpikir secara dialektik mengembangkan dua unsur yaitu, 37bagian keseluruhan dan bagian penjelasan. Setiap fakta atau gagasan yang ada, ditempatkan pada keseluruhan atau kesatuan makna akan dapat dipahami dengan fakta atau gagasan yang membangun keseluruhan makna tersebut. Metode analisis data secara dialektik yang diungkapkan oleh Goldmann dalam Faruk, 1994 20 adalah penggabungan unsur-unsur intrinsik menjadi keseluruhan atau kesatuan makna yang akan dicapai dengan beberapa langkah, yaitu menganalisis dan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada dalam novel. Teknik analisis data dalam strukturalisme genetik adalah metode dialektik dalam hal ini hubungan timbal balik antara struktur karya sastra dengan materialisme historis dan subjek yang melahirkan karya sastra Sangidu, 2004 29 . Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah 1. Menganalisis novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dengan menggunakan analisis struktural. Analisis struktural dilakukan dengan membaca dan memahami kembali data yang sudah diperoleh. Selanjutnya, mengelompokkan teks-teks yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi yang mengandung unsur tema, tokoh, alur, dan latar. Hasil analisis dapat berupa kesimpulan tema, alur, tokoh, dan latar dalam novel Laskar Pelangi. 382. Analisis novel dengan tinjauan Sosiologi Sastra teori Lucien Goldmann dilakukan dengan membaca dan memahami kembali data yang diperoleh selanjutnya mengelompokkan teks-teks yang mengandung fakta-fakta sosial yang ada dalam novel Laskar Pelangi dengan yang ada di luar novel Laskar Pelangi. 3. Analisis dimensi sosial kesenjangan perekonomian yang difokuskan pada permasalahan kemiskinan dalam novel Laskar pelangi dan pandangan dunia Vision Du Monde Andrea Hirata sebagai pengarang. Penulisan Sistematika dalam penulisan sangat penting karena dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai langkah-langkah penelitian dan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I pendahuluan memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II terdiri dari latar belakang sosial budaya pengarang, teori-teori sosial, latar belakang penciptaan, dan biografi pengarang yang memuat riwayat hidup pengarang, hasil karya pengarang, serta ciri khas kepengarangannya. 39Bab III memuat analisis struktur novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang akan dibahas dalam tema, alur, penokohan, latar atau setting. Bab IV merupakan bab inti dari penelitian yang akan membahas dimensi sosial kesenjangan perekonomian yang difokuskan pada permasalahan kemiskinan dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata serta analisis strukturalisme genetik tinjauan Sosiologi Sastra. BAB V merupakan bab terakhir yang memuat simpulan dan saran, bagian terakhir skripsi terdapat lampiran serta daftar pustaka. 1dalam sebuah penelitian berupa analisis di Internet dan buku-buku acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Subroto 1992 34 data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam dalam arti luas yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilih penulis. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik pustaka adalah teknik menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak adalah suatu metode pemerolehan data yang dilakukan dengan cara menyimak suatu penggunaan bahasa Sudaryanto dalam Mahsun, 2005 90. Teknik simak dan teknik catat berarti peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer yakni sasaran peneliti yang berupa teks novel Laskar Pelangi dalam memperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan kemudian dicatat sebagai sumber data. Dalam data yang dicatat itu disertakan kode sumber datanya untuk mengecek ulang terhadap sumber data ketika diperlukan dalam rangka analisis data Subroto, 1992 42. 2Validitas data atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpukan data dengan berbagai teknik yang benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitian. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung dari ketepatan memiliki sumber data dan teknik pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas datanya. Penelitian ini menggunakan anggulasi data, yaitu melakukan cross check antara data yang satu dengan data yang lain. Lexy J. Moleong 2004 179 menyatakan bahwa teknik keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Dengan menggunakan data perbandingan antara data dari sumber data yang satu dengan sumber data yang lain sehingga keabsahan dan kebenaran data akan diuji oleh sumber data yang berbeda. Data yang telah diperoleh dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang telah dianalisis sebelumnya, yang berhubungan dengan data yang diteliti, serta menggunakan pendapat para pakar sosiologi maupun sastra. Masing-masing data kemudian di cross check untuk menentukan kevalidan data. 6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dalam penelitian ini adalah teknik 3analisis data secara dialektik yang dilakukan dengan menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam novel Laskar Pelangi dengan fakta-fakta kemanusiaan yang diintegrasikan ke dalam satu kesatuan makna. Untuk menganalisis karya sastra dengan pendekatan strukturalisme genetik, Goldmann kemudian mengembangkan sebuah metode yang disebutnya sebagai metode dialektik. Menurutnya, metode semacam ini merupakan metode yang khas dan berbeda dari metode positrius, metode intuitif, dan metode biografis yang bersifat psikologis Faruk, 1994 19. Goldmann dalam Faruk, 1994 20 mengungkapkan bahwa sudut pandang dialektik tidak pernah ada titik awal yang secara mutlak sahih, tidak ada persoalan yang secara final pasti terpecahkan. Oleh karenanya, dalam sudut pandang tersebut pikiran tidak pernah bergerak seperti garis lurus. Setiap fakta memiliki arti jika ditempatkan dalam keseluruhan. Sebaliknya, keseluruhan dapat dipahami dengan pengetahuan yang utuh. Keseluruhan gagasan tidak dapat dipahami tanpa bagian dan bagian juga tidak dapat dimengerti tanpa keseluruhan, proses pencapain pengetahuan dengan metode dialektik menjadi semacam gerak yang melingkar terus menerus, tanpa diketahui titik pangkal ujungnya. Goldmann dalam Faruk, 1994 20 berpendapat bahwa kerangka berpikir secara dialektik mengembangkan dua unsur yaitu, 4bagian keseluruhan dan bagian penjelasan. Setiap fakta atau gagasan yang ada, ditempatkan pada keseluruhan atau kesatuan makna akan dapat dipahami dengan fakta atau gagasan yang membangun keseluruhan makna tersebut. Metode analisis data secara dialektik yang diungkapkan oleh Goldmann dalam Faruk, 1994 20 adalah penggabungan unsur-unsur intrinsik menjadi keseluruhan atau kesatuan makna yang akan dicapai dengan beberapa langkah, yaitu menganalisis dan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada dalam novel. Teknik analisis data dalam strukturalisme genetik adalah metode dialektik dalam hal ini hubungan timbal balik antara struktur karya sastra dengan materialisme historis dan subjek yang melahirkan karya sastra Sangidu, 2004 29 . Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah 1. Menganalisis novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dengan menggunakan analisis struktural. Analisis struktural dilakukan dengan membaca dan memahami kembali data yang sudah diperoleh. Selanjutnya, mengelompokkan teks-teks yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi yang mengandung unsur tema, tokoh, alur, dan latar. Hasil analisis dapat berupa kesimpulan tema, alur, tokoh, dan latar dalam novel Laskar Pelangi. 52. Analisis novel dengan tinjauan Sosiologi Sastra teori Lucien Goldmann dilakukan dengan membaca dan memahami kembali data yang diperoleh selanjutnya mengelompokkan teks-teks yang mengandung fakta-fakta sosial yang ada dalam novel Laskar Pelangi dengan yang ada di luar novel Laskar Pelangi. 3. Analisis dimensi sosial kesenjangan perekonomian yang difokuskan pada permasalahan kemiskinan dalam novel Laskar pelangi dan pandangan dunia Vision Du Monde Andrea Hirata sebagai pengarang. Penulisan Sistematika dalam penulisan sangat penting karena dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai langkah-langkah penelitian dan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I pendahuluan memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II terdiri dari latar belakang sosial budaya pengarang, teori-teori sosial, latar belakang penciptaan, dan biografi pengarang yang memuat riwayat hidup pengarang, hasil karya pengarang, serta ciri khas kepengarangannya. 6Bab III memuat analisis struktur novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang akan dibahas dalam tema, alur, penokohan, latar atau setting. Bab IV merupakan bab inti dari penelitian yang akan membahas dimensi sosial kesenjangan perekonomian yang difokuskan pada permasalahan kemiskinan dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata serta analisis strukturalisme genetik tinjauan Sosiologi Sastra. BAB V merupakan bab terakhir yang memuat simpulan dan saran, bagian terakhir skripsi terdapat lampiran serta daftar pustaka.
fakta novel laskar pelangi